Koordinator KontraS, Dimas Bagus Arya Saputra, menyayangkan keputusan KPI yang membiarkan film tersebut tayang di beberapa stasiun televisi sepanjang September 2024. Menurutnya, film ini seharusnya tidak ditayangkan secara bebas, karena kontennya dapat membentuk pola pikir yang salah tentang kekerasan dan konflik sejarah kepada penonton, terutama anak-anak.
Film Alternatif dengan Kualitas Lebih Baik
Di luar itu, KontraS juga menilai bahwa saat ini sudah banyak film-film dokumenter atau karya lain yang jauh lebih akurat dalam menggambarkan peristiwa G30S. Beberapa di antaranya bahkan diproduksi dengan lebih profesional dan menghormati sudut pandang yang berbeda. Dengan demikian, sudah saatnya film “Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI” ini tidak lagi diposisikan sebagai satu-satunya referensi sejarah yang ditawarkan kepada publik.
Desakan KontraS kepada KPI dan Stasiun TV
Menyikapi masalah ini, KontraS menyampaikan beberapa desakan kepada KPI dan stasiun-stasiun televisi di Indonesia. Pertama, mereka meminta agar KPI segera mengeluarkan imbauan resmi agar semua stasiun televisi tidak lagi menayangkan film G30S/PKI. Kedua, mereka meminta agar stasiun televisi lebih selektif dalam memilih tayangan, terutama yang berkaitan dengan peristiwa sejarah yang sensitif dan bisa mempengaruhi pandangan masyarakat.
Baca Juga:Saingi iPhone 16, Oppo Find X8 dan Vivo X200 Hadir dengan Desain Elegan dan Performa Gahar!Mau HP Mewah Tapi Murah? Intip Huawei P30 Pro yang Lagi Turun Harga!
Dengan memegang teguh prinsip-prinsip hak asasi manusia dan keadilan sejarah, KontraS berharap desakan ini dapat menjadi langkah awal untuk memperbaiki pemahaman sejarah di kalangan masyarakat Indonesia. Film yang ditayangkan di televisi seharusnya tidak hanya menjadi hiburan, tapi juga edukasi yang mendalam dan objektif. Narasi keliru yang terpatri selama puluhan tahun, menurut mereka, harus segera dikoreksi.