Fenomena halusinasi sebagai penyebab kecelakaan bukan hanya terjadi di Tol Cipali, melainkan juga di berbagai wilayah lain di Indonesia. Misalnya, di Kulon Progo, sebuah minibus menabrak pohon akibat pengemudi yang berhalusinasi melihat sesuatu di jalan. Di Boyolali, hal serupa terjadi ketika mobil pemadam kebakaran mengalami kecelakaan setelah pengemudi mengaku melihat ular besar melintas di jalan. Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Apa yang Menyebabkan Halusinasi?
Menurut para ahli, halusinasi bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kondisi psikologis hingga kelelahan fisik yang ekstrem. Halusinasi pendengaran, misalnya, adalah jenis halusinasi yang membuat seseorang mendengar suara-suara atau musik yang sebenarnya tidak ada. Hal ini sering terjadi pada individu yang mengalami skizofrenia, depresi berat, atau isolasi sosial. Orang yang terisolasi dari interaksi sosial berpotensi mengalami gangguan mental, yang bisa memicu munculnya suara-suara yang tidak nyata.
Selain itu, ada juga halusinasi visual, di mana seseorang melihat bayangan, kilatan cahaya, atau bahkan sosok manusia dan hewan yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi jenis ini sering kali disebabkan oleh penggunaan obat-obatan terlarang seperti narkoba atau ganja. Penyalahgunaan zat-zat tersebut dapat mengganggu persepsi seseorang, hingga mereka percaya bahwa mereka melihat hal-hal yang tidak ada di dunia nyata.
Baca Juga:Era Smartphone Segera Berakhir? Zuckerberg Yakin Kacamata Pintar Jadi Raja BaruQRIS Semakin Mudah! Transaksi Bebas Biaya untuk Usaha Mikro Hingga Rp 500 Ribu
Kondisi medis lain seperti demensia juga dapat menyebabkan halusinasi. Orang dengan demensia sering kali melihat benda-benda bergerak atau memvisualisasikan situasi yang sebenarnya tidak terjadi. Ini dianggap sebagai tanda jelas dari gangguan kognitif yang semakin memburuk.
Menghadapi Risiko Kelelahan di Jalan
Bagi para pengemudi, halusinasi yang disebabkan oleh kelelahan merupakan ancaman serius. Berkendara dalam kondisi kelelahan ekstrem dapat mengurangi kemampuan refleks dan membuat seseorang lebih rentan terhadap halusinasi, seperti yang dialami Joko dan Anshor. Oleh karena itu, sangat penting bagi pengemudi, terutama yang melakukan perjalanan jauh, untuk memastikan mereka beristirahat cukup dan tidak memaksakan diri mengemudi dalam kondisi lelah.
Penting bagi pemerintah dan perusahaan transportasi untuk terus meningkatkan kesadaran akan bahaya mengemudi dalam keadaan kelelahan, baik melalui kampanye keselamatan di jalan maupun dengan memberlakukan peraturan ketat terkait waktu istirahat bagi pengemudi jarak jauh. Langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas yang dipicu oleh halusinasi dan kondisi kelelahan lainnya.