Agar langkah ini berhasil, korban GrapixAI perlu membentuk perkumpulan atau paguyuban. Setelah itu, mereka harus mengumpulkan semua bukti transaksi yang menunjukkan kerugian yang dialami. Dengan bukti yang lengkap, pengacara bisa membantu setiap langkah proses hukum, mulai dari laporan polisi hingga ke tahap persidangan. Meskipun tidak ada jaminan bahwa seluruh dana akan kembali, langkah hukum kolektif melalui jalur yang benar memberikan harapan lebih besar dibandingkan upaya individual yang cenderung sporadis.
Jika pengadilan memutuskan bahwa aset yang dihasilkan dari penipuan tersebut harus dikembalikan, ada peluang bagi korban untuk mendapatkan kembali sebagian dari dana yang hilang. Namun, di balik semua ini, peristiwa penipuan GrapixAI harus menjadi pembelajaran bagi masyarakat luas agar lebih waspada dalam memilih investasi.
GrapixAI, seperti banyak skema ponzi lainnya, awalnya mengklaim legalitas yang sah dan menjanjikan keuntungan besar dalam jangka waktu panjang. Namun, janji tersebut hanya menjadi umpan untuk menarik semakin banyak korban. Setelah terbongkar sebagai penipuan, banyak investor yang merasa depresi karena uang yang mereka investasikan hilang tanpa jejak.
Baca Juga:Donald Trump dan Elon Musk Picu Kenaikan Kripto, Harga Bitcoin Hampir Pecahkan Rekor!Bitcoin Makin Langka di Bursa, Apakah Ini Pertanda Kenaikan Harga Besar?
Kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya kehati-hatian dan riset sebelum terlibat dalam investasi. Dalam dunia yang semakin terhubung dengan teknologi, banyak platform yang tampak sah di permukaan, namun ternyata menyembunyikan risiko besar di baliknya.