Hari Santri Nasional di Subang, Menulis Mushaf Al Quran

Hari santri nasional di Subang
Kamenag Subang Dr. H. Badruzaman menyerahkan mushaf Al Quran hasil tulisan tangan 603 santri seKabupaten Subang dalam kegiatan HSN tahun ini, Selasa (22/10) DADAN RAMDAN/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Sebanyak 603 santri dan santriwati di Kabupaten Subang, menulis mushaf Al Quran di Masjid Al Musabaqoh Alun alun Subang, Senin (22/10).

Kegiatan menulis Mushaf Al Quran tersebut merupakan bagian dari rangkaian Hari Santri Nasional (HSN) ke 9 tahun 2024 ini.

Mushaf Al Quran tersebut kemudian diserahkan oleh Kamenag kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Subang H.Asep Nuroni mewakili Pj. Bupati Subang Dr. Imran.

Baca Juga:Laksanakan Ujian Doktor Terbuka, Menteri AHY Lulus dengan Predikat CumlaudeAhmad Syaikhu Komitmen Beri Kemudahan Akses Pupuk Petani hingga Percepat Program Pompanisasi 

Kegiatan lainnya adalah kreasi seni santri dan pameran produk pesantren, atau disebut one pesantren one produk.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Subang Dr. H. Badruzaman menyampaikan, merasa bangga dimana kegiatan HSN ini berlangsung khidmat , yang diikuti oleh sekitar 10.000 santri, dan ini tercatat sebagai peserta terbanyak tahun ini.

Tema HSN tahun ini yaitu, Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan, ini menjadi motivasi dan inspirasi di kalangan santri, untuk bisa meraih mimpinya dimasa depan. Hal itu sejalan sejarah lahirnya sejarah Resolusi Jihad menjadi bagian yang tak terpisahkan perjuangan bangsa indonesia mencapai kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan hingga sekarang dan seterusnya, mempertahankan NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dengan itu, santri harus mempersiapkan diri di masa depan dengan ilmu pengetahuan sains dan teknologi serta ahlaq mulya, agar menjadi pemimpin di masa depan.

Mengenai adanya agenda menulis mushaf Al Quran, yang diikuti sekitar 603 santri, ini berarti santri memiliki kemampunan baca tulis Al Quran untuk disebarluaskan menjadi ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum.

“Buku itu kan jendela ilmu, jadi santri harus mampu membuat tulisan yang dibukukan serta disebarluaskan,” katanya.

Terkait program OPOP atau one pesantren one produk, bertujuan untuk menĝembangkan usaha ekonomi menengah, dalam rangka memandirikan pesantren juga santrinya.Produk hasil dari pesantren itu menjadi komoditas ekonomi yang hasil untuk kemandirian pesantren juga membiayai santrinya.

Baca Juga:Habib Agil dan Ulama di Kabupaten Bogor Kompak Doakan ASIH Menang Pilgub JabarWasiat Sunan Gunung Jati Jadi Inspirasi Ahmad Syaikhu Membangun Jawa Barat

“Jadi selain mampu membuat produk juga harus mampu menjadi marketing, untuk kemajuan pesantren dan santrinya,” tukasnya.(dan)

0 Komentar