PASUNDAN EKSPRES – Di tengah beragam persoalan yang belum tuntas di Indonesia, Maluku menghadapi kenyataan pahit yang sulit diabaikan: janji-janji pembangunan yang tak pernah terwujud, diskriminasi ekonomi yang terus-menerus dirasakan, serta keadilan yang seolah absen bagi masyarakatnya. Wilayah yang kaya sumber daya alam ini justru sering kali tertinggal dalam arus pembangunan nasional, meski kontribusi Maluku terhadap Indonesia tak bisa dipandang sebelah mata.
Kontribusi Maluku yang Kerap Dilupakan
Sejak Indonesia merdeka, Maluku telah memberikan banyak hal bagi bangsa ini. Sumber daya laut, mineral, hingga masyarakat yang tangguh menjadi bagian dari sumbangsih Maluku bagi negara. Namun ironisnya, janji-janji besar yang pernah diucapkan untuk memajukan Maluku lebih sering menjadi angin lalu.
Proyek-proyek besar seperti Lumbung Ikan Nasional (LIN), Ambon New Port, hingga Blok Masela menjadi simbol kegagalan pemerintah dalam memenuhi janji-janji pembangunan di Maluku. Harapan masyarakat terhadap perbaikan hidup terhenti di tengah jalan, membuat mereka mulai mempertanyakan peran pemerintah pusat.
Keadilan yang Jauh dari Harapan
Baca Juga:Guru Honorer Dituntut Rp 50 Juta! Atas Tuduhan Penganiayaan Anak PolisiOlahraga Pagi Nggak Perlu Berat, Coba 7 Gerakan Ringan Ini untuk Bikin Hari Kamu Lebih Fit!
Lebih dari sekadar infrastruktur yang tak kunjung dibangun, rasa keadilan bagi rakyat Maluku semakin memudar. Meski kaya akan sumber daya alam, Maluku justru hidup dalam ketimpangan ekonomi. Royalti dari hasil laut yang dieksploitasi tak mencerminkan kontribusi besar Maluku terhadap negara. Rakyatnya masih hidup dalam keterbatasan, dengan minimnya infrastruktur, pendidikan yang belum memadai, serta layanan kesehatan yang masih tertinggal.
Situasi ini menimbulkan kekecewaan mendalam di kalangan masyarakat. Ketika semangat kebhinekaan dan persatuan terus didengungkan oleh negara, bagaimana rakyat Maluku bisa merasakan hal itu jika kehidupan mereka justru jauh dari keadilan?
Polarisasi Antara Pusat dan Daerah
Masalah ketimpangan pembangunan antara pusat dan daerah menjadi salah satu isu utama di Indonesia. Jakarta dan wilayah sekitarnya terus berkembang pesat, sementara daerah-daerah seperti Maluku seolah berjalan di tempat. Di bidang politik dan sosial, suara masyarakat Maluku kerap tenggelam oleh kepentingan mayoritas di Jawa dan Sumatera. Representasi politik masyarakat Maluku seringkali terbatas, dan keputusan-keputusan penting mengenai nasib mereka dibuat tanpa konsultasi yang memadai.