Modal Rp 60 Ribu Jualan Donat, Hingga Timbel Ayam Goreng

sistik mangga
Yanti  bersama Wati rekan kerjanya menunjukkan  produksi makanan olahan Sistik Mangga di Warjos Purnama Subang yang dikelolanya. DADAN RAMDAN/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Yanti bersama Wati rekan purna pekerja migran Indonesia di Kp. Sukaseneng Desa Compreng Kecamatan Compreng, berhasil mengembangkan usaha rumahan, hingga mampu miliki Warjos Purnama (Warung Pojok Sahabat Purnama).

Warjos Purnama itu, tidak hanya sebagai warung tempat makan dan nongkrong saja, tetapi juga dijadikan tempat konsultasi bagi para calon TKI dan belajar.

Konsultasi yang dimaksud yaitu tempat diskusi bagi para calon TKI juga, seputar pengembangan usaha para purna pekerja migran Indonesia, juga sebagai tempat belajar, bagaimana mengawali usaha dan cara mengembangkannya.

Baca Juga:Sambut HLN Ke-79, Donasi Insan PLN Terangi 3.725 Keluarga se-IndonesiaLaksanakan Monitoring dan Evaluasi Kinerja Penataan Agraria, Kementerian ATR/BPN Berkomitmen Wujudkan Amanat

Seperti yang disampaikan Yanti pemilik Warjos Purnama Subang ini, bahwa modal usaha sedikit kalau dikembangkan dengan sungguh sungguh, maka lama lama usaha itu akan berkembang dan mungkin saja bisa menjadi besar.

“Saya ingat, waktu itu sekitar tahun 2016 kebutuhan keluarga begitu banyak, ada uang Rp 60.000, lalu terpikir uang kecil ini lebih baik, buat modal usaha kecil kecilan, bikin donat,” katanya mengingat cerita tempo dulu.

Sebelum kemudian dia milki Warjos Purnama, melalui Program Pengembangan Masyarakat Pertamina EP Zona 7 Subang Field dengan nama “Purnama Subang” yang artinya Purna Pekerja Migran Indonesia Berdaya Bersama Subang.

Dari uang Rp 60.000 itulah, sekira tahun 2016 sambung Yanti, mulai mencoba usaha rumahan.Karena uang hasil kerja di luar negeri (Taiwan) lama kelamaan habis, untuk bangun rumah, biaya sekolah anak, nikahkah anaknya dan kebutuhan keluarga lainnya.

Kondisi Sulit

Dari kondisi sulit itulah, Yanti akhirnya mencoba usaha rumahan dengan modal Rp 60.0000 tadi, mulai membuat donat. Donat produksinya itu, ia jual.ke tetangga dan warga kampung lainnya dengan cara keliling.

Selain donat, kemudian Yanti juga memproduksi es lilin, yang ia jual.ke sekolah sekolah dan menyimpannya di warung warung.

“Alhamdulillah ada kemajuan usaha kecil kecilan ini, cukup membantu memenuhi kebutuhan keluarga,” kata Yanti.

Baca Juga:Nenek Lifah yang hidup sebatangkara, Pemcam Bareng APDESi Ulurkan TanganJambore Kader Posyandu, Perkuat Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Idenya untuk mengembangkan usaha tak hanya disitu, Yanti kemudian mencoba produksi krupuk pangsit. Yang ia kemas sederhana di jual dengan cara keliling kampung-kampung, pelangganpun terus bertambah seiring berjalannya waktu.

Selain krupuk pangsit, diapun menambah kembali produksi makanan olahan lainnya yaitu rempeyek, dipasarkan dengan cara yang sama, keliling kampung.

0 Komentar