Setelah empat tahun berjalan, kemudian sempat ada kenaikan harga bahan pokok terutama minyak goreng, akhirnya diapun sempat berhenti, sambil menunggu harga stabil kembali.
Setelah harga stabil, Yanti kembali memproduksi usaha rumahan itu.Dan sekitar tahun 2022 mulai kenal dengan orang Pertamina EP melalui Pak Supi, akhirnya ketemu sama Bu Aslik, bu Saripah, mereka mencoba makanan produk olahannya, mungkin karena pas dan cocok di lidah dagangannya laku.Karena kejujuran juga, akhirnya Yanti disuport dibantu pembuatan kemasan bermerk Purnama,
“Maka saya didukung dan masuk program Purnama Subang dari Pertamina EP Zona 7 Subang Field, dengan nama Warjos Purnama Subang,” tuturnya.
Baca Juga:Sambut HLN Ke-79, Donasi Insan PLN Terangi 3.725 Keluarga se-IndonesiaLaksanakan Monitoring dan Evaluasi Kinerja Penataan Agraria, Kementerian ATR/BPN Berkomitmen Wujudkan Amanat
Dan sekitar bulan Agustus lalu, kemudian Yanti mendapat bantuan dari Pertamina EP, yaitu fasilitas yang mendukung usahanya itu.
Bantuan itu berupa warung contemer, toilet, pelataran warung, juga pembuatan kemasan dan label produk yang bisa ditempel.di plastik transparan.
Produksi rumahannya itu saat ini, yaitu sistik mangga, tempe kriuk, kembang goyang, rempeyek renyah, yang kemasannya sudah bermerk Purnama.
Berjalan dari bulan Agustus 2024 atau hampir dua bulan berjalan ini, penjualan omzet terus berputar untuk modal jualan yang lain. Aneka makanan ringan dan minuman panas atau dingin siap saji.
Ada pula untuk menu makan seperti, Ayam Goreng Timbel, Ikan bawal, tongkol, ikan etong sesuai pesanan.
“Alhamdulillah mas, jualan jalan terus, dan menambah aneka dagangan lain, di Warjos ini, ada minuman panas dan dingin, juga nasi timbel.ayam.goreng, sayur asem plus sambal, dan siap menerima pesanan, untuk acara acara atau hajatan,” kata Yanti.
Dengan kegigihan, keuletan itu, Yanti memberi pesan kepada mereka yang berminat dan hendak bekerja ke luar negeri menjadi TKI atau pekerja migran Indonesia.
Baca Juga:Nenek Lifah yang hidup sebatangkara, Pemcam Bareng APDESi Ulurkan TanganJambore Kader Posyandu, Perkuat Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
“Saya ingatkat untuk calon TKI ke luar negeri, pertama harus bisa bahasa negara tujuan tempat bekerja nanti, bahasa menjadi dasar kita berkomunikasi di sana. Selian itu harus beretika dan sopan santun, dan kalau bisa punya keterampilan khusus,” pesanya.
Sementara untuk para purna pekerja migran Indonesia yang sudah kembali ke kampung halaman, harus bisa berhemat, karena saat kerja di sana, tiap bulan dapat gaji. Hidup di kampung lain lagi, karena kebutuhan hidup terus berjalan, dan terus bertambah, panen juga ada masanya. Mulailah untuk membuka usaha mandiri apa saja, yang penting halal.