PASUNDAN EKSPRES – Indonesia adalah pasar yang menggiurkan bagi Apple, namun raksasa teknologi asal Amerika Serikat ini tampaknya belum sepenuh hati berinvestasi besar di Tanah Air. Meski permintaan untuk produk Apple, khususnya iPhone, terus melonjak, perusahaan ini masih bersikap seolah menahan diri. “Kalau di bahasa simpel saya, Apple masih menganggap Indonesia sebagai pasar yang menarik. Tapi, kalau buat jor-joran investasi, Apple masih bersikap kayak ‘Eits, nanti dulu,’” kata seorang pengamat teknologi.
Komitmen nyata Apple saat ini hanyalah lewat kehadiran “Apple Developer Academy” di beberapa kota besar. Meski tersebar di empat lokasi, akademi ini lebih bersifat pengembangan talenta lokal ketimbang investasi strategis dalam bidang manufaktur. Hal ini kontras dengan kompetitornya, Samsung, yang sudah membangun pabrik di Cikarang. Membangun manufaktur Apple di Indonesia sebenarnya bisa memberi keuntungan signifikan dalam pengembangan teknologi informasi dan kedaulatan manufaktur.
Tertinggal dari Produsen Android
Di sisi lain, berbagai produsen ponsel Android telah selangkah lebih maju. Nama-nama besar seperti Samsung, Oppo, Vivo, Realme, dan Xiaomi, sudah memiliki pabrik yang tersebar di sejumlah kota besar, mulai dari Tangerang hingga Batam. Keberadaan pabrik-pabrik ini berkontribusi besar dalam mengurangi ketergantungan impor perangkat elektronik. Berdasarkan data tahun 2023, nilai impor ponsel di Indonesia mencapai Rp30 triliun, angka yang sangat besar untuk suatu negara dengan pasar yang berkembang pesat.
Baca Juga:Peluang Cuan dari Koin Solana! LUCE, GRASS, dan ZEREBRO yang Bikin HebohPilpres AS 2024: Akankah Bitcoin Mengulang Reli Pasca Pemilu?
Membangun pabrik di Indonesia sebenarnya bukan investasi besar bagi Apple. Pakar memperkirakan biaya pendirian pabrik ponsel hanya sekitar setengah triliun rupiah. Dengan angka ini, Indonesia sebenarnya memiliki daya tawar untuk mendesak Apple, “Ya udah situ bangun pabrik atau nggak usah jualan di sini.” Meski sederhana di atas kertas, realisasinya bergantung pada komitmen Apple untuk serius mengembangkan pasar di Indonesia.
Bagaimana dengan iPhone 16?
Lalu, bagaimana dengan pembelian iPhone 16 di Indonesia jika tidak ada manufaktur lokal? Untuk saat ini, pelarangan bersifat sementara. Pengguna masih bisa membeli iPhone 16 dari luar negeri dan membawanya masuk dengan beberapa syarat, yaitu membayar pajak dan menggunakannya untuk pemakaian pribadi. Dalam aturan ini, IMEI akan aman jika pengguna memenuhi ketentuan tersebut. Namun, perangkat ini tidak boleh diperjualbelikan; jika nekat, ada risiko kerugian atau bahkan pidana. “Kalau mau nekat, sih, ya siap-siap aja boncos atau pait-paitnya kena pidana hahaha,” tambah pengamat.