SUBANG – Penjabat Bupati Subang, Dr. Drs. Imran, M.Si., MA.Cd., menegaskan pentingnya kemandirian fiskal sebagai pondasi pembangunan Kabupaten Subang. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Anugerah Pajak Daerah Tahun 2024 yang digelar di Sawala Ageung Laska Hotel Subang, Rabu (4/12).
Dalam sambutannya, Dr. Imran mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersinergi meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui langkah-langkah strategis. Ia menekankan kemandirian fiskal adalah tuntutan masa depan, di mana PAD harus mampu melampaui transfer dana dari pemerintah pusat dan provinsi.
Menurut Dr. Imran, kunci utama peningkatan PAD terletak pada optimalisasi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Pelayanan prima yang responsif dan inovatif menjadi fokus utama.
Baca Juga:Reynaldy-Agus Masykur Resmi Ditetapkan Sebagai Pemenang Pilkada Subang 2024, Ojang Sohandi Beri Pesan PersatuaSudah Terbitkan 2,4 Juta Sertipikat Elektronik, Sekjen ATR/BPN: Implementasinya Lebih Efisien 35% dari Analog
“Pelayanan yang lambat dan reaktif sudah tidak relevan. Kita harus mengantisipasi permasalahan, bukan menunggu laporan baru bertindak. Transformasi pelayanan menjadi kunci untuk mendukung peningkatan PAD,” tegasnya.
Dr. Imran juga menekankan pentingnya pendekatan inovatif dalam pengelolaan pajak dan retribusi. Ia meminta Pemerintah Daerah Subang melalui Bapenda untuk lebih aktif menjangkau masyarakat demi mempermudah pembayaran pajak.
“Jangan hanya menunggu masyarakat datang ke kantor. Kita harus menyediakan akses yang memudahkan mereka membayar pajak di mana pun dan kapan pun,” ujarnya.
Selain itu, ia menyoroti pentingnya menciptakan lingkungan yang nyaman bagi para investor. Menurutnya, Mall Pelayanan Publik (MPP) Subang harus menjadi solusi yang mempermudah proses investasi, bukan menambah kerumitan.
“Kita harus memastikan Subang menjadi tempat yang kondusif dan aman bagi investasi. Tidak ada lagi hambatan atau birokrasi berbelit. Semua harus selesai di satu tempat,” katanya.
Dr. Imran juga mengingatkan betapa besar potensi Subang, mulai dari tiga kawasan industri besar, segitiga rebana, hingga dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Namun, ia menyoroti bahwa semua potensi tersebut tidak akan membawa manfaat maksimal jika mentalitas masyarakat tidak berubah.
“Potensi ini tidak ada artinya jika kita masih menjadi penonton di wilayah kita sendiri. Kita harus menerima dan mendukung investasi dengan mindset yang terbuka,” ungkapnya.