PASUNDAN EKSPRES – Kekalahan Ridwan Kamil (RK) dan Suswono dalam Pilkada Jakarta menjadi bahan perdebatan hangat di media sosial. Analisis berbagai pihak mengarah pada peran dua tokoh besar, yaitu mantan Presiden Jokowi dan politisi Maruarar Sirait, yang dinilai memiliki kontribusi besar dalam kegagalan pasangan tersebut.
Pegiat media sosial Jhon Sitorus mengungkapkan pandangannya secara blak-blakan. “2 orang kontributor terbesar penyebab kekalahan Ridwan Kamil dan Suswono di Pilgub Jakarta, Jokowi dan Maruarar Sirait,” tulisnya dalam keterangan di aplikasi X @JhonSitorus18 pada 12 Desember 2024.
Dukungan Jokowi: Beban Politik untuk RK
Jokowi, yang sebelumnya diharapkan menjadi nilai tambah bagi RK, justru dianggap menjadi salah satu penyebab menurunnya suara. Menurut Jhon, sebagian besar warga Jakarta yang memiliki kesadaran politik tinggi melihat Jokowi sebagai tokoh yang bertentangan dengan prinsip demokrasi. “Jokowi, musuh Demokrasi di benak orang-orang Jakarta yang mayoritas melek politik,” ujar Jhon.
Baca Juga:SOL Terguncang! Ini Prediksi Harga Solana Menuju Akhir 2024Dua Pajak Tambahan Kendaraan Bermotor Mulai 2025, Siap-Siap 66% Pengeluaran Bertambah
Fenomena ini juga tercermin dari hasil Pilpres 2024, di mana pasangan Prabowo-Gibran yang didukung Jokowi hanya mampu meraih 41,64 persen suara di Jakarta. Tren serupa terjadi pada Ridwan Kamil, yang hanya mendapatkan 39,4 persen suara di Pilgub. Menurut Jhon, ini menandakan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap figur yang didukung Jokowi semakin menurun.
Migrasi Suara Anies Baswedan ke Pramono Anung
Selain faktor dukungan Jokowi, Jhon juga menyoroti peralihan suara dari pemilih Anies Baswedan. Pemilih yang sebelumnya mendukung Anies di Pilpres, kini sebagian besar beralih ke Pramono Anung. “Suara Anies di Pilres sebagian besar bermigrasi ke Pramono. Pemilih Anies, sudah pasti tidak akan memilih calon yang didukung Jokowi,” kata Jhon.
Hal ini menjadi tantangan besar bagi RK, karena ia harus menghadapi basis pemilih yang sudah mengalihkan dukungannya. Fenomena ini menunjukkan bagaimana dinamika pemilih Jakarta yang sangat dipengaruhi oleh persepsi terhadap tokoh politik tertentu.
Kampanye SARA yang Memicu Resistensi
Sementara itu, strategi kampanye yang dilakukan Maruarar Sirait juga turut mendapat sorotan. Kampanye bertema SARA, khususnya yang mengangkat isu dukungan umat Kristen terhadap RK, dinilai tidak efektif dan bahkan kontraproduktif. Menurut Jhon, pendekatan ini gagal menjangkau mayoritas pemilih Jakarta yang lebih mementingkan isu substansial dibandingkan sentimen agama.