PASUNDAN EKSPRES – Belakangan ini, isu mengenai bahaya air rebusan mi instan kembali mencuat di media sosial. Narasi yang beredar menyebutkan bahwa air rebusan mi mengandung lilin berbahaya dan sebaiknya dibuang agar aman dikonsumsi. Namun, klaim ini tidak memiliki dasar ilmiah dan telah dibantah oleh para ahli gizi.
Air Rebusan Mi Instan Tetap Aman
Ahli gizi Tan Shot Yen menegaskan bahwa air rebusan mi instan yang tampak keruh atau berubah warna tetap aman untuk dikonsumsi. Produk mi instan yang telah teregistrasi di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah melalui serangkaian uji standar keamanan dan higienitas. “Jika air rebusannya bahaya, maka mi-nya lebih bahaya lagi dong? Wah, itu menyesatkan,” ujar Tan Shot Yen, dikutip dari Kompas.com.
Pernyataan ini didukung oleh temuan dalam buku *Mi Instan: Mitos, Fakta, dan Potensi* karya FG Winarno. Buku tersebut menjelaskan bahwa air rebusan mi instan sebenarnya mengandung nutrisi, seperti garam (mineral) dan vitamin, yang larut selama proses pemanasan. Oleh karena itu, membuang air rebusan justru berarti mengurangi nutrisi yang ada. Selain itu, air rebusan juga berkontribusi terhadap cita rasa mi instan, sehingga membuangnya bisa mengurangi kenikmatan saat disantap.
Baca Juga:Pelanggan Listrik 3.500-6.600 VA Akan Dikenakan PPN 12% Mulai 2025Pemetaan Ekonomi Ilegal, Langkah Kemenkeu Sri Mulyani Gempur Penghindaran Pajak
Klarifikasi Tentang Isu “Lilin” dalam Mi Instan
Isu yang menyebutkan air rebusan mi instan mengandung lilin sering kali disalahartikan. Proses pembuatan mi instan tidak menggunakan lilin berbahaya untuk melapisi produk. Tekstur licin yang sering disalahartikan sebagai lilin sebenarnya berasal dari proses pengolahan minyak pada tahap penggorengan mi. Proses ini dilakukan untuk mengurangi kadar air sehingga mi dapat bertahan lebih lama. Dengan kata lain, anggapan bahwa air rebusan mi mengandung lilin tidak benar dan hanya sebatas mitos.
Konsumsi Berlebihan Tetap Berbahaya
Meski air rebusan mi aman dikonsumsi, bukan berarti mi instan bebas risiko kesehatan. Tan Shot Yen menekankan bahwa konsumsi mi instan yang berlebihan tetap harus dihindari. “Istilah bahaya itu relatif. Tidak ada orang yang makan mi instan lalu langsung sakit atau kejang-kejang. Namun, jika menjadi kebiasaan, terlalu sering, dan terlalu banyak, itu baru berbahaya,” jelasnya.