PASUNDAN EKSPRES- Indonesia adalah negara dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk sebanyak itu, seharusnya ada perwakilan dari berbagai bidang di tingkat dunia, termasuk MotoGP.
Apalagi, MotoGP bukanlah hal asing bagi masyarakat Indonesia, mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penonton MotoGP terbanyak.
Namun, hingga saat ini, belum ada satu pun pembalap Indonesia yang berhasil menembus kelas utama MotoGP. Kenapa bisa begitu? Berikut beberapa faktor utama yang menjadi penghambat:
1. Kurangnya Infrastruktur dan Jalur Karir yang Jelas
Baca Juga:Steam Trending Free Surga Game Gratis & Demo, Coba Dulu Baru Beli!Resep Rolade Ayam Praktis dan Lezat, Cocok untuk Menu Sehari-hari!
Di negara-negara seperti Spanyol, Italia, atau Jepang, jalur karir seorang pembalap sudah sangat terstruktur sejak dini. Mereka memulai dari ajang balap lokal yang kompetitif, kemudian naik ke level regional seperti FIM CEV atau Red Bull Rookies Cup, sebelum akhirnya mencapai Moto3, Moto2, dan MotoGP.
Di Indonesia, sayangnya jalur seperti ini hampir tidak ada. Pembalap muda berbakat biasanya hanya berlaga di kompetisi lokal seperti One Prix atau balapan motor bebek.
Namun, kompetisi ini tidak memberikan pengalaman yang relevan dengan standar balapan internasional.
Motor yang digunakan dalam balapan lokal memiliki karakteristik berbeda dengan prototipe Moto3 atau Moto2, sehingga pembalap Indonesia harus beradaptasi dari nol jika ingin naik ke ajang internasional.
2. Minimnya Kesempatan di Ajang Pengembangan Bakat
Untuk bisa masuk ke MotoGP, seorang pembalap harus menonjol sejak dini dan mendapatkan kesempatan tampil di ajang seperti Red Bull Rookies Cup atau Asia Talent Cup (ATC).
Sayangnya, kuota untuk pembalap Indonesia di ajang-ajang ini sangat terbatas. Kalaupun ada yang berhasil lolos seleksi, mereka sering kesulitan melanjutkan karir ke level yang lebih tinggi karena kurangnya dukungan finansial dan sponsor.
3. Fasilitas Latihan yang Belum Memadai
Pembalap kelas dunia membutuhkan latihan di sirkuit berstandar internasional sejak usia dini. Di Eropa, pembalap muda sudah terbiasa berlatih dengan motor balap berteknologi tinggi di sirkuit kelas dunia.
Baca Juga:Resep Mangut Lele yang Gurih dan Pedas, Bikin Nagih!Resep Pisang Kembung yang Renyah dan Gurih, Cocok untuk Camilan!
Sementara di Indonesia, fasilitas latihan masih sangat terbatas. Selain Sirkuit Mandalika, mayoritas sirkuit di Indonesia lebih cocok untuk balapan motor bebek atau drag race, bukan untuk membentuk pembalap MotoGP.