PASUNDAN EKSPRES – Siapa sangka, di balik kilauan batu giok yang selama ini didominasi oleh Myanmar dan Kanada, tersimpan sebuah rahasia besar di tanah Aceh? Muhammad Usman, seorang kolektor batu permata asal Aceh yang telah menggeluti dunia gemstone selama lebih dari 30 tahun, mengungkap fakta mengejutkan: kualitas giok Aceh menempati peringkat kedua terbaik di dunia!
Klaim ini bukan sekadar omong kosong. Dalam sebuah wawancara eksklusif, Abu Usman begitu ia akrab disapa menyatakan bahwa giok jenis nefrit terbaik memang berasal dari Myanmar. Tetapi stoknya di sana telah habis. Kini, perhatian dunia tertuju pada giok asal Nagan Raya, Aceh, yang disebut-sebut memiliki kualitas setara dan bahkan lebih unggul dalam beberapa aspek dibandingkan giok dari Kanada.
Prestasi Abu Usman dalam dunia gemstone juga tak bisa diremehkan. Pada ajang Indonesian Gemstone Competition Idocrass 2014 di Jakarta, ia berhasil menyabet lima gelar juara berkat giok nefrit andalannya. Keberhasilannya ini membuat giok Aceh semakin dikenal luas, bahkan ada kolektor yang berani menawar batu gioknya dengan harga fantastis, mencapai Rp 200 juta!
Baca Juga:Simak Apakah Black Jade Ring Benar-Benar Memiliki Kekuatan?Peserta BPJS Ketenagakerjaan Bisa Klaim JHT di Bawah Rp 10 Juta Tanpa Paklaring
Tetapi tak hanya itu yang membuat kisah giok Aceh semakin menarik. Abu Usman juga dikenal sebagai orang yang mempopulerkan tiga jenis batu permata istimewa: Idocrass, Solar, dan Neon. Nama-nama ini kini menjadi legenda di kalangan pecinta batu akik. Idocrass, misalnya, dikenal dengan kilau dan kejernihannya yang luar biasa. Sedangkan Solar memiliki warna hitam kekuningan yang menyerupai minyak solar, dan Neon dikenal dengan lobsternya yang memancarkan cahaya seperti lampu neon.
Demam giok di Aceh pun semakin merajalela. Dari kolektor biasa hingga pejabat daerah, semua terpikat dengan keindahan dan keunikan batu ini. Bukan hanya karena keindahannya, giok juga dipercaya memiliki khasiat kesehatan. Abu Usman mengungkapkan sebuah eksperimen unik: jika rokok diletakkan di atas giok, rasa rokok tersebut akan menjadi hambar. Fenomena ini semakin menguatkan kepercayaan banyak orang terhadap terapi giok, yang sudah lama dikenal di budaya Tiongkok.
Lebih dari sekadar batu permata, giok kini menjadi simbol persahabatan, perdamaian, dan cinta di Aceh. Banyak orang yang menjadikannya sebagai hadiah istimewa bagi sahabat, atasan, bahkan kekasih. Tak berlebihan jika dikatakan bahwa giok telah mengubah wajah Aceh, baik dari sisi ekonomi maupun sosial.