Ia mengingatkan bahwa orang tua memiliki tanggung jawab utama untuk memastikan keseimbangan gizi anak-anak mereka di rumah.
Dengan terjalinnya kerjasama yang solid antara pemerintah dan masyarakat, Putih Sari yakin bahwa program makan bergizi gratis ini akan memberikan hasil yang positif dan berdampak langsung pada kesehatan generasi yang akan datang.
Putih Sari juga menekankan betapa pentingnya edukasi gizi yang berkelanjutan untuk membangun kesadaran masyarakat tentang pola makan sehat, sehingga manfaat dari program ini bisa dirasakan oleh semua lapisan masyarakat dalam jangka panjang.
Baca Juga:PHRI Subang Buka Suara Soal Efisiensi dan Larangan Study Tour, Buat Lesu Usaha PariwisataPolres Subang Cek Kesiapan Pos Pengamanan Idul Fitri 1446 H
Sementara itu perwakilan Badan Gizi Nasional (BGN) Rustandi Wira Manggala, menekankan pentingnya memberikan makanan bergizi untuk anak-anak Indonesia agar mereka dapat tumbuh menjadi penerus bangsa yang unggul dan cerdas.
“Target kami adalah menciptakan manusia unggul. Melalui BGN, kami telah membangun kurang lebih 900 dapur di seluruh Indonesia dari target 5000 dapur di tahun ini. Dapur ini memiliki syarat tertentu, seperti luas minimal 600 meter dan bangunan 300 meter, serta harus memiliki yayasan karena bersifat sosial. Makanan yang disediakan harus mencakup komponen 4 sehat 5 sempurna, termasuk sayur mayur, buah-buahan, daging, ayam, dan telur,” jelas Rustadi Wira.
Berdasarkan data BGN per 22 Januari 2025 lalu sudah terbentuk 245 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur MBG yang tersebar di 38 provinsi. Dengan begitu Badan Gizi Nasional secara bertahap akan mendirikan 30 ribu Dapur MBG di seluruh Indonesia.
Setiap Dapur MBG dikelola oleh seorang Kepala SPPG yang ditunjuk langsung oleh Badan Gizi Nasional. Kepala SPPG bekerja sama dengan seorang ahli gizi dan akuntan untuk memastikan pengawasan terhadap kualitas gizi dan kelancaran distribusi makanan. Termasuk 45 – 50 petugas yang akan memasak makanan.