PASUNDAN EKSPRES- Transmisi CVT (Continuously Variable Transmission) semakin banyak digunakan pada mobil-mobil modern. Teknologi ini dikenal karena kehalusan berkendara dan efisiensi bahan bakarnya.
Namun, banyak pengguna yang mengeluhkan bahwa CVT terasa lemot dan lebih rentan mengalami kerusakan dibandingkan transmisi otomatis konvensional (AT). Kenapa bisa begitu? Yuk, kita bahas!
1. CVT Lemot, Kok Bisa?
Banyak orang mengeluhkan akselerasi mobil dengan CVT terasa lebih lambat dibandingkan AT atau manual.
Ini disebabkan oleh beberapa faktor:
Baca Juga:Hati-Hati! Ini Alasan Kenapa Motor Matic Gampang Rem Blong di Turunan!WAH! Xiaomi HyperOS Jadi Mirip iPhone iOS 18? Begini Cara Rahasianya!
- Tidak Ada Perpindahan Gigi Nyata
CVT menggunakan sistem puli dan sabuk baja, bukan roda gigi seperti AT. Akibatnya, tidak ada lompatan tenaga seperti pada transmisi gigi konvensional, sehingga terasa lebih halus tapi kurang responsif.
- Karakteristik ‘Rubber Band Effect’
Saat menginjak pedal gas, CVT cenderung membuat putaran mesin naik dulu sebelum tenaga benar-benar tersalurkan ke roda. Efek ini sering disebut sebagai ‘rubber band effect’ dan membuat akselerasi terasa tertahan.
- Didesain untuk Efisiensi, Bukan Performa
CVT memang lebih hemat bahan bakar, tapi pengorbanannya adalah tenaga dan responsivitas yang lebih rendah. Itu sebabnya banyak pengemudi merasa mobil dengan CVT terasa kurang bertenaga saat berakselerasi cepat.
2. Kenapa CVT Gampang Rusak?
Selain lemot, banyak pengguna juga mengeluhkan CVT lebih cepat mengalami masalah dibandingkan AT. Beberapa alasan utama di balik kelemahan ini adalah:
- Komponen yang Lebih Ringkih
CVT mengandalkan sabuk baja dan puli yang bekerja dengan gesekan tinggi. Lama-kelamaan, gesekan ini menyebabkan keausan dan bisa berujung pada kerusakan serius.
- Sensitif terhadap Oli Transmisi
CVT sangat bergantung pada oli khusus yang menjaga kinerja puli dan sabuk tetap optimal. Jika menggunakan oli yang tidak sesuai atau telat mengganti, CVT bisa cepat rusak.
- Tidak Cocok untuk Beban Berat
CVT lebih cocok untuk mobil kecil dan pemakaian santai di perkotaan. Jika sering dipaksa menanjak atau membawa beban berat, sistem CVT bisa mengalami keausan lebih cepat.
Baca Juga:Samsung Galaxy A06 5G Resmi Rilis! HP 2 Jutaan dengan Fitur Dewa?Samsung A55 vs A56 Upgrade atau Cuma Gimmick? Cek Perbedaannya!
- Biaya Perbaikan Mahal
Jika rusak, CVT tidak bisa diperbaiki secara parsial seperti AT. Biasanya, satu set unit CVT harus diganti, yang biayanya bisa lebih mahal dibandingkan perbaikan AT.