PURWAKARTA-Badan Urusan Logistik (Bulog) Cabang Subang (meliputi wilayah Purwakarta) memastikan menyerap gabah hasil panen petani dengan ketetapan harga sebesar Rp6.500 per kilogram atau lebih tinggi dari harga jual di tingkat tengkulak.
Pimpinan Cabang Bolug Subang Djoko Purnomo mengatakan, sejak Februari 2025, para petani dapat menjual gabah hasil panenannya kepada Bulog dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah, yakni Rp6.500 per kilogram.
“Iya benar, masyarakat bisa menjual gabah ke kami. Bisa diinfokan dulu nanti ke Babinsa atau kelompok taninya, kalau nanti akan akan ada panen dan berapa ton yang akan dihasilkan,” kata Djoko kepada wartawan di sela kegiatan panen raya di Desa Cisaat, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, Senin (7/4).
Baca Juga:Selama Libur Lebaran, Pengunjung Kolam Renang Ciheuleut Naik, Pengelola: Optimistis Capai Target PADSelama Libur Lebaran Kunjungan Wisata ke Cimutan Menurun Drastis, Ini Sebebnya Menurut BUMDes Kasomalang
Penyampaian informasi tersebut, lanjut dia, perlu dilakukan agar pihaknya dapat menyiapkan kebutuhan yang diperlukan untuk membeli gabah hasil panen para petani. Nantinya, kata dia, pihak Bulog dan para petani akan menjalin kesepakatan terlebih dahulu sebelum proses jual beli berlangsung.
“Kami mebawahi Subang dan Purwakarta, dan juga kami perlu menyiapkan armada yang harus diturunkan untuk mengangkut gabah, termasuk transaksinya secara cash atau transfer,” ujarnya.
Djoko mengungkapkan, sejak Februari 2025 pihaknya telah berhasil menyerap gabah dari para petani Purwakarta sebanyak 2.784 ton. Dirinya pun berharap, dengan langkah ini para petani bisa terbantu dalam menjual hasil panennya.
“Adapun kalau ada harga yang lebih tinggi di lapangan silahkan, kami tidak akan memaksa. Itu sudah rezekinya para petani,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Sri Jaya Midan mengatakan, para petani akan sangat terbantu saat hasil panennya diserap Bulog.
Ia menyebut, dengan harga jual Rp6.500 per kilogram petani akan mendapatkan hasil yang setimpal atas kerja keras dan keringat mereka yang telah menanam padi selama 120 hari.
“Harga dari Bulog ini jauh di atas dari harga para tengkulak, sehingga petani dapat menjual gabahnya dengan harga yang lebih tinggi,” kata Sri Jaya Midan.(add)