Jelang Panen Raya Desa Cigugur Gelar Tradisi Mapag Sri

Kepala Desa Cigugur
MAPAG SRI: Kepala Desa Cigugur bersama Pemcam Pusakajaya saat acara Mapag Sri menjelang panen padi di Desa Cigugur, Senin (14/4). DADAN RAMDAN/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG– Tradisi turun temurun terus dilestarikan dipertahankan keberlangsungannya, salah satunya adalah budaya “Mapag Sri”, yang dilakukan oleh para petani di pelosok pedesaan di Kabupaten Subang.

Tradisi Mapag Sri ini, masih bisa dilihat di Desa Pusakajaya Kecamatan Pusakajaya, di mana mata pencaharian masyarakat di sana umumnya petani, dan salahsatu daerah pertanian yang subur.

Acara Mapag Sri tersebut dimeriahkan oleh pagelaran sandiwara “Candra Sari” dari Kabupaten Indaramayu yang berlangsung di halaman Kantor Desa Cigugur, Senin (14/04).

Baca Juga:Penuhi Nazar, Azrul Ananda Gowes Surabaya-Jakarta Temui Pramono AnungFokus Benahi Infrastruktur Bupati Subang Targetkan Perbaikan 320 Km Jalan Rusak, Anggaran Infrastruktur Naik

Kepala Desa Cigugur H. Carnaka mengatakan, tradisi Mapag Sri ini setiap tahun selalu dilaksanakan oleh Pemdes Cigugur. Kegiatan itu sebagai upaya melestarikan budaya leluhur yang selama ini sudah berjalan secara turun temurun sekaligus menjadi penanda telah di laksanakanya panen raya.

“Mapag Sri ini untuk menghormati budaya leluhur kita, yang selama ini sudah berjalan secara turun temurun, sekaligus sebagai penanda bahwa masyarakat siap melaksanakan panen raya,” ujar H Carnaka.

Menurutnya, kegiatan itu juga sebagai wahana tali silaturahmi bagi masyarakat Cigugur, berdo’a bersama. Akan memperkuat ukhuwah Islamiah, persatuan dan kesatuan antara Pemdes Cigugur dengan warga masyarakat, khususnya petani.

“Apalagi saat ini masih dalam suasana Lebaran, moment tepat untuk saling ma’af mema’afkan apabila ada hilap dan salah ketika dalam melayani masyarakat, atas nama pribadi dan Pemdes Cigugur kami mohon maaf lahir dan batin,” tuturnya.

Camat Pusakajaya H. Alex Nursalam, juga sangat mengapresiasi positif kepada Pemdes dan warga masyarakat yang sudah mewarisi tradisi sekaligus melestarikannya. Ini adalah wujud syukur kita kepada Allah SWT atas nikmat yang berlimpah dari hasil bumi atau panen padi,” tukasasnya. (dan).

0 Komentar