KARAWANG-Petani di Kecamatan Tempuran terancam merugi pada panen kali ini. Pasalnya, ratusan hektare sawah di wilayah itu mengalami rebah tanaman akibat hujan dan angin dua hari terakhir.
Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Tempuran, H Yadi mengatakan, luas lahan yang terdampak rebah dan banjir terjadi di Desa Pagadungan, Pancakarya, Purwajaya dan Sumberjaya seluas 400 hektar.
Umur tanaman, sebut Yadi, variatif, ada 70 – 95 Hari Setelah Tanam (HST) dengan lama genangan sekitar 3 hari dan tinggi genangan antara 50 – 60 centimeter.
Baca Juga:(E-Paper) Pasundan 11 Desember 2020Dua Jam Operasi Gabungan Satpol PP Jabar: 87 Pelanggar Prokes Terjaring
“Bahkan, harga gabah yang rebah dan basah terendam tersebut, menjadi sangat murah, yaitu di banderol sekitar Rp3,3 – 3,8 ribu perkilogram dengan cara hutang tempo,” ujarnya.
Atas kondisi ini,lanjut Yadi, pihaknya sudah melakukan pendataan dan pelaporan ke Dinas Pertanian menyikapi hal ini. “Yang rebah sekitar 400 hektar, bahkan harganya juga sudah rendah di hutang pula,” katanya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Kepala Desa (IKD) Kecamatan Tempuran, Zaenal Romli mengatakan, kasihan kepada para petani yang sawahnya rebah dan basah. Mereka, sebelumnya memprediksi bahwa panen bisa mulus karena tinggal menunggu waktu sekitar 7 harian lagi, namun apa daya, hujan lebat di Sertai angin membuat tanaman rebah tak bisa di hindarkan, bahkan bulir padi jadi sangat basah dan harga juga rendah.
“Kalau rendah, kita harap ada serapan harga dari Bulog mengatur harga, kalau gagal panen ya kalau bisa masukan ke asuransi,” katanya. (use/ded)