SUBANG-Kafe saat ini masih menjadi tempat favorit bagi semua orang untuk menghabiskan waktu dengan sekadar bersantai, mengobrol maupun mengerjakan tugas. Salah satu konsep kafe yang saat ini sedang trend yaitu konsep kafe outdoor.
Seperti halnya dengan kafe Warung Pinus yang memiliki konsep outdour di tengah hutan pinus. Konsep kafe seperti ini sangat diminati karena suasananya yang asri dapat mengembalikan mood setelah menjalankan rutinitas pekerjaan sehari-hari.
Pemilik kafe Warung Pinus, Asep Sutiana mengatakan bahwa kafe Warung Pinus berdiri sejak Juli 2016 dengan ketidaksengajaan Asep yang sedang bersih-bersih lahan hutan pinus milik keluarga.
Baca Juga:Tak Kunjung Diperbaiki, Jalan Kinderdolf Lembang Rusak Parah dan Bahayakan PengendaraCatatan Harian Dahlan Iskan: Pinggang Langsing
“Saat itu di sore hari saya bersama keluarga sedang bersih-bersih lahan hutan pinus yang sudah lama terbengkalai. Kemudian di lahan ini dibuatlah tempat masak, tempat untuk membuat minuman, dan tempat untuk kumpul bersama keluarga,” ujar pemilik kafe Warung Pinus, Asep Sutiana.
Setelah lebaran tepatnya bulan juli, Asep mencoba membuka usaha untuk berjualan makanan, dan minuman dengan tempat yang masih sederhana.
“Waktu itu saya berjualan dibantu oleh ibu, bapak, adik, beserta sahabat saya Yogi. Motivasi saya saat itu, karena saya masih kuliah dan ingin mandiri, waktu itu saya resign kerja dari hotel bintang 4 untuk benar-benar fokus usaha di Warung Pinus, sehingga menjadi motivasi untuk membiayai kuliah karena sudah tidak bekerja lagi. Dari hasil usaha ini saya mampu membangun kehidupan keluarga menjadi cukup dalam hal ekonomi, dan menyelesaikan kuliah”, ungkapnya.
Tak hanya itu, motivasi Asep ingin membuka lapangan pekerjaan terutama untuk anak muda desa setempat. Tentu usahanya ini bisa berguna untuk sesama khususnya orang tua dan keluarga yang sudah menanam pohon pinus serta memelihara alam ini, sehingga menjadikannya untuk selalu semangat dan terus berkembang.
Asep menyebut dalam menjalankan usaha apapun tentunya pasti ada kendala dan tantangan, apalagi usaha yang di jalaninya ini adalah usaha kuliner.
“Kendala dan tantangan yang dihadapi kami yaitu lokasi yang jauh dari perkotaan membuat kami kesulitan untuk memesan bahan makanan atau minuman pada waktu itu Tapi sekarang jaman sudah berubah bisa pesan berbagai bahan lewat media sosial. Kemudian listrik pada waktu itu belum masuk ke area kami, jadi masih menggunakan genset. Solusinya kami menarik kabel sangat jauh dari depan dan mebeli kabel sendiri untuk operasional sehari-hari hingga saat ini,” ungkapnya.