SUBANG-Tak ada yang mudah dalam membangun bisnis jika tida dibarengi dengan kesabaran dan ketekunan. Tak jarang belum genap setahun, usaha sudah tinggal cerita. Namun tidak dengan Nany Bakery, Nany Bakery memiliki daya kreasi tinggi serta kreativitas di usaha bakery, sehingga usaha tersebut dapat berkembang dan memberikan dasar yang kuat untuk membangun usaha yang tetap bertahan dan mampu bersaing.
Nany Bakery merupakan salah satu toko kue terbesar dan terlengkap yang berada di Jl. H. Ikhsan No 39 Pamanukan, Subang. Owner Nany Bakery yaitu Ibu Nany (38) mengaku tidak mememiliki latar belakang berbisnis, karena Ibu Nany merupakan lulusan Sarjana Hukum di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Tetapi Ibu Nany tetap produktif menjalani bisnis bakery tersebut.
“Awalnya itu hoby ya, dan kebetulan saya juga suka kulineran. Kalau misalnya pergi keluar kota kemanapun ada toko kue atau ada jajanan pasar saya kunjungi untuk membeli dan mencicipi kue-kue yang ada di toko atau pasar tersebut,” ujar Owner Nany Bakera, Nany.
Baca Juga:Catatan Harian Dahlan Iskan: Dokumen RahasiaDampak Penyalahgunaan Pornografi dan Peran Orang Tua
“Nany Bakery ini berdiri dari tahun 2016 hingga saat ini, dulu bakerynya belum seperti ini masih ruko biasa. Motivasi saya membuka usaha ini tuh emang karena suka sama kuliner, terus saya lihat di Pamanukan belum banyak toko-toko kue tuh. Akhrinya mencoba membuka usaha dengan menu pertama yaitu roti,” jelasnya.
Kesuksesan dalam berbisnis sering kali ditentukan oleh konsisten dan semangat pantang menyerah. Kisah Nany dalam membangun usaha bakerynya ini menjadi contoh betapa setiap perjalanan bisnis pastinya banyak menemukan bantu sandungan yang siap menguji perlajanan sebuah usaha menuju kesusksesan.
“Lambat laun alhamdulillah usaha ini lumayan berkembang, awal-awal si kita kebingungan misalkan kita bikin roti manis berapa macam gak habis ya kita buang terus-terusan seperti itu. Akhrinya lama-lama kita coba jalan pake mobil keliling kecamatan Pamanukan, bahkan sampai keluar kabupaten Subang buat memperkenalkan produk kita. Susahnya itu pas kita produksi barang terus gak habis karena brand kita belum dikenal oleh masyarakat,” jelasnya.