BNI Subang Dukung Digitalisasi Tranksaksi Pasar Tradisional

BNI Subang Dukung Digitalisasi Tranksaksi Pasar Tradisional
DIGITALISASI: Pimpinan Cabang BNI Subang Wawat Setiawati saat memeberikan arahan terkait program digitalisasi pembayaran berbasis non tunai kepada pedagang di Pasar Kalijiati, Senin (10/7).CINDY DESITA PUTRI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Pasar Desa Kalijati Timur menjadi pelopor program digitalisasi pasar di Kabupaten Subang dengan rencana menerapkan sistem pembayaran berbasis non tunai memanfaatkan aplikasi QRIS.

Dalam implementasi program tersebut, pengelola pasar menggandeng PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Subang.

Kegiatan penandatangan MOU antara BNI dan Kepala Desa Kalijati Tmur, Senin (10/7) menjadi awal penanda dimulainya transformasi digital di pasar tersebut.

Baca Juga:Atlet Subang Tetap Berprestasi Tanpa Dukungan AnggaranP5 Untuk Pendidikan Nilai Keluarga Nasional Indonesia

Pimpinan Cabang BNI Subang, Wawat Setiawati mengatakan, bahwa Bank Indonesia telah meluncurkan Quick Response (QR) Code untuk pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server based, dompet elektronik, atau mobile banking yang disebut Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

“QRIS adalah penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Sistem Pembayaran (PSJP) menggunakan QR Code. Nantinya semua pedagang dibekali sistem digitalisasi untuk pembayaran non tunai, sehingga apabila ada pembeli datang ke pasar untuk berbelanja, mereka memiliki pilihan cara pembayaran menggunakan uang tunai atau non tunai,” kata Wawat Setiawati.

Dia mengatakan, ada banyak sekali manfaat sistem pembayaran non tunai bagi pedagang seperti transaksi lebih cepat, mencegah uang palsu, mengurangi persediaan uang receh dan uang lusuh, keamanan transaksi terjamin, serta sehat.

BNI sebagai salah satu BUMN, lanjut Wiwit, tentunya sangat mendukung program pemerintah dalam rangka inovasi keuangan digital.

“BNI bersama pengelola pasar dan pemerintah desa telah berkomitmen membangun suatu ekosistem pasar dimana pasar desa Kalijati Timur ‘SIAP QRIS’,” terangnya.
Wawat berharap agar langkah digitalisasi yang dilakukan pasar Kalijati Timur dapat dicontoh oleh pasar tradisional lainnya yang ada di kabupaten Subang.

Sementara itu, pengelola pasar Tisna menyampaikan, pengelola pasar sengaja menggandeng salah satu bank ternama yang telah memiliki system IT yang sangat mumpuni untuk penerapan teknologi digital. Harapannya agar pedagang, konsumen dan pengelola pasar tidak menemukan banyak kendala dalam implementasinya nanti.

Tisna menyampaikan, rencana untuk melakukan langkah digitalisasi yang lebih masif tidak hanya terbatas penerapan QRIS bagi pedagang.

Baca Juga:Menggali Nilai-Nilai Profil Pelajar Pancasila Dalam Kisah Keluarga Nabi IbrahimKondisi Keuangan Pemkab Tidak Baik-baik Saja, Kas Daerah Hanya Tersisa Rp40 Miliar

“Nantinya seluruh kegiatan dalam ekosistem pasar dapat dilakukan secara digital seperti e-retribusi, e-parkir, dan lain-lain. Dengan demikian dapat mengurangi risiko kebocoran pendapatan desa dan bentuk nyata penerapan praktek Good Corporate Governance (GCG),” jelasnya.

0 Komentar