NGAMPRAH-Kabupaten Bandung Barat (KBB) memiliki potensi destinasi alam yang cukup indah. Tak heran, banyak objek wisata alam maupun buatan yang menjadi perhatian wisatawan untuk mengunjungi Kabupaten yang baru genap berusia 12 tahun tersebut.
Hal itu menjadi perhatian khusus Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat, terutama dalam menggali potensi sumberdaya alam (SDA) yang dapat menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD) terutama di sektor pariwisata. Bahkan, sektor yang memiliki dampak luas terhadap perekonomian ini, menjadi ujung tombak pemerintah dalam menggenjot PAD di tahun 2020 mendatang.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) KBB, Agustina Piryanti mengaku akan bersinergi dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB dalam menggenjot PAD di 10 wisata baru yang baru-baru ini dikunjungi langsung oleh Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna bersama jajaran SKPD, beberapa waktu lalu.
Baca Juga:Lindungi Aset, PTPN VIII Tawarkan Kerjasama MasyarakatBEM Harus Miliki Gagasan Perubahan, Sumbangkan Pemikiran untuk Kemajuan
“10 objek wisata baru ini memiliki potensi PAD yang cukup signifikan. Sesuai arahan Pak Bupati, hadirnya wisata baru ini bisa menambah PAD baru, yang harus dioptimalkan,” kata Agustina saat dihubungi, kemarin.
Dia menjelaskan, selain menggali PAD, hadirnya objek wisata yang baru ini, harus berdampak juga pada perputaran ekonomi warga sekitar. Sehingga warga di area wisata bisa merasakan dampak positifnya. “Bukan hanya PAD-nya yang kami cari. Tapi, warga di sekitar wisata itu harus merasakan dampak ekonominya dari aktivitas para pengunjung yang datang,” katanya.
Dia mencontohkan, warga bisa berjualan dalam memenuhi kebutuhan para pengunjung yang datang. Bahkan, ke depan warga sekitar juga bisa membuat semacam homestay untuk disewakan kepada para pengunjung. “Menyewakan homestay untuk menginap itu, merupakan salah satu potensi dalam menumbuhkan ekonomi baru bagi warga. Ada juga warga yang berjualan dan aktivitas ekonomi lainnya,” ujarnya.
Bila kunjungan wisata makin banyak dan menghasilkan PAD, kata dia, maka manfaatnya akan kembali lagi kepada masyarakat. Seperti untuk pembangunan infrastruktur jalan, pembangunan sarana prasarana pendidikan, kesehatan, penerangan jalan umum (PJU) hingga bantuan untuk pembangunan rumah tidak layak huni (rutilahu).
“PAD yang dihasilkan ini manfaatnya untuk kepentingan masyarakat juga. Mulai dari pembangunan jalan hingga sarana kesehatan, pendidikan dan lainnya. Sehingga kami memiliki kewajiban untuk memaksimalkan PAD agar terus naik setiap tahunnya. Itu yang sedang kami lakukan saat ini,” ujarnya.