Catatan Harian Dahlan Iskan: Elpiji DME

Catatan Harian Dahlan Iskan: Elpiji DME (Foto via Disway.id)
Catatan Harian Dahlan Iskan: Elpiji DME (Foto via Disway.id)
0 Komentar

Hanya saja kita harus memulai semuanya dari awal. Tabung elpiji yang ada sekarang tidak bisa dipakai untuk DME. Tabung DME harus khusus. Salah satu sifat DME, misalnya, ”memakan” karet. Dengan demikian sistem pengaman tabungnya harus berbeda sekali.

Anda pun akan bertanya: apakah harga DME bisa lebih murah dari elpiji? Saya menyesalkan pertanyaan Anda itu: bertanya saja kok yang sulit dijawab. Saya pun angkat tangan: tidak bisa menjawabnya. Selesai.

Bukit Asamlah yang bisa menjawab. Juga Pertamina. Dua BUMN itu memang ditugasi pemerintah untuk melaksanakan gasifikasi batu bara itu.

Baca Juga:Perlancar Arus Lalu Lintas, Dinas PUPR Bangun Jembatan Belendung KlariCatatan Harian Dahlan Iskan: Curi Sambo

Bagi Bukit Asam menjawabnya gampang: batu baranya kan tinggal ambil. Tidak perlu beli. Biaya ambilnya pun murah. Mungkin hanya USD 8/ton. Di Indonesia tambang batu baranya sederhana: di permukaan tanah. Tidak seperti di Eropa atau Tiongkok: harus bikin lubang ke dalam perut bumi puluhan meter. Ratusan.

Dan lagi Bukit Asam dan Pertamina tidak harus keluar uang. Biaya investasi hampir Rp 0. Perusahaan Amerika Serikatlah yang investasi:  Air Products and Chemicals Inc.

Biaya investasi itu mencapai USD 15 juta. Atau sekitar Rp 210 miliar. Yang penting, baginya, Pertamina mau tanda tangan: sebagai pembeli wajib DME yang dihasilkannya.

Hati saya pun full doa: semoga terealisasi. Bersejarah. Apalagi kalau secara bisnis juga sukses bagi Bukit Asam dan Pertamina.

Tapi otak saya kok sangat khawatir: proyek ini layu sebelum berkembang.

Secara ekonomi harga DME baru bisa bersaing dengan elpiji dengan banyak syarat. Salah satunya: berapa harga batu bara yang diubah menjadi DME itu.

Saya pun menghubungi Prof Dr Unggul Priyanto. Ia sarjana kimia ITB, S2 di Inggris dan S3 di Jepang. Disertasinya tentang mengubah batu bara menjadi slurry. Yakni batu bara cair. Untuk bahan bakar genset.

Baca Juga:Jadi Lini Percakapan Paling Penarik, Twitter Rilis Fitur PODCAST yang Terintegrasi dengan Tab SpacesTorehkan Prestasi, Aqua Subang Raih Nusantara CSR Awards 2022

Dr Unggul pernah hampir lima tahun menjadi ketua BPPT. Setelah pensiun pun masih jadi peneliti di BPPT –kini difusikan menjadi BRIN.

Kalkulasi Dr Unggul membuat saya harus lebih memperbesar porsi doa. Sekarang ini harga batu bara luar biasa tinggi. Yang Gar-5000 sudah di sekitar USD 100/ton. Padahal agar DME baru bisa bersaing dengan elpiji manakala harga batu bara gar-5000 hanya USD 40/ton.

0 Komentar