SUBANG-Indonesia memiliki beragam kekayaan budaya yang dapat menarik hati mancanegara. Salah satu buktinya adalah pengalaman dari Kepala Sekolah SMPN 5 Subang, Didi Suardi. Ia terpilih sebagai salah satu orang yang berangkat ke United Kingdom (UK) untuk memperkenalkan olahraga tradisional Indonesia.
Pengalaman itu Ia rasakan pada tahun 2011. Saat itu Didi merupakan guru olahraga SMPN 2 Jalancagak. Ia bercerita bagaimana awal mula semuanya terjadi. “Waktu perwakilan dari British Council datang ke Indonesia, salah satunya ke Subang.
Saat itu dalam suasana menyambut Olimpiade 2012 di London, mereka tertarik dengan olahraga tradisional Indonesia,” ucapnya. Dengan ketertarikan tersebut, akhirnya British Council mengundang beberapa orang Indonesia untuo memperkenalkan olahraga tradisional tersebut di UK.
Baca Juga:Terkait Kasus Lahan TPU, Warga Perum Bumi Purwasari Residence Karawang Audiensi Kedua KaliHingga September, Investasi di Karawang Capai Rp153 T
Singkat cerita British Council mengundang beberapa orang Indonesia yang diantaranya guru dan kepala sekolah untuk datang ke UK, satu diantaranya adalah dirinya.
“Tepatnya di Wales untuk memperkenalkan olahraga-olahraga tersebut. Yang saya dengar mereka ingin membuat semacam kurikulum dari hal tersebut,” ucapnya.
Terdapat perwakilan dari 30 sekolah dari kota Jakarta, Surabaya, dan Subang yang akhirnya berangkat ke UK. Didi juga mengungkapkan saat itu semua biaya full ditanggung pihak British Council mulai dari tiket penerbangan sampai hotel.
“Saya di sana sekitar 10 hari, dari Indonesia saya membawa beberapa olahraga diantaranya Egrang dan Panggal (Gasing). Kami juga saling bertukar dan berbagi olahraga dari negara masing-masing,” ucapnya.
Sepulang dari UK, Didi mendapatkan juga pengetahuan baru mengenai olahraga Britania Raya tersebut, seperti Cricket, Rugby, Net Ball dan lain sebagainya. “Dari olahraga-olahraga yang kita dapatkan tersebut kami memodifikasinya sehingga dapat di mainkan di sini,” ucapnya.
Namun sepuluh hari di UK nampaknya tidak membuat British Council puas, mereka ingin mengundang Didi dan rekan-rekannya untuk berangkat ke UK.
“Sepertinya tidak puas, mereka (British Council) kembali mengajak kami untuk berangkat lagi kesana. Tapi karena terkendala biaya yang kali ini tidak gratis, akhirnya tidak berangkat,” ucapnya. Setelah itu, Didi fokus dalam karirnya sebagai guru dan tidak lama kemudian diangkat sebagai Kepala Sekolah SMPN 1 Kasomalang dan sekarang mejadi SMPN 5 Subang.(fsh/ery)