Dampak El Nino Nelayan Tradisional di Pantura Subang Sulit Mencari Ikan

Dampak El Nino Nelayan Tradisional di Pantura Subang Sulit Mencari Ikan
0 Komentar

PASUNDANEKSPRES-Musim kemarau telah tiba, dampakanya mulai dirasakan oleh lingkungan dan masyarakat sekitar, terutama di daerah Pantura Subang yang mayoritas penduduknya adalah seorang nelayan.

Karena cuaca yang tak menentu terjadi belakangan ini membuat para nelayan di Desa Mayangan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang sulit untuk mencari ikan dilaut.

Rokman (40), nelayan Desa Mayangan mengatakan, cuaca dan kondisi laut tidak menentu menyebabkan tangkapan ikanya menurun. Hal tersebut pun sangat berpengaruh pada pendapatan kesehariannya.

Baca Juga:Kisruh Tenaga Bongkar Muat di Pelabuhan Patimban, Warga Lokal Tak Diberi Kesempatan BekerjaDPRD Karawang Mendorong Perusahaan Patuhi Regulasi Kuota Tenaga Kerja Lokal

“Jadi memang sekarang cuaca ini lagi gak bershabat kadang bagus kadang anginnya pecah, tidak seperti biasa. Kadang cuaca oanas yang barengan sama angin kumbang membuat kita susah melaut,” kata Rokman saat ditemui di tempat bersandar perahu nelayan, Kamis (10/8/23).

Menurutnya, cuaca yang tak menentu ini mengakibatkan penurunan pendapatan nelayan hingga 50 persen. Di mana, saat ini para nelayan hanha bisa mendapatkan ikan sebanyak 30 sampai 50 kilo perhari.

Namun, kata Rokman, jika cuaca bagus para nelayan bisa mendaptakan kurang lebih 1 kwintal ikan perhari dan mampu membawa pulang uang hingga 600 hingga 900 ribu rupiah.

“Kalau sekarang cuaca lagi kaya gini paling bisa dapat uang 400 ribu, kadang kemarin aja saya cuma dapat 100 ribu belum lagi kan mesti beli solar buat bahan bakar. Solar aja sehari udah 50 liter,” ujarnya.

Namun demikian, ia mengaku tak pernah mengeluh atau kecewa dengan hasil tangkapannya. Menurutnya, hasil tangkapan berapapun itu adalah rezeki yang harus disyukuri.

“Ya kita tetap bersyukur ajak, jangan ngeluh ya rezeki itu nesti disyukur. Di laut juga kita sebagai nelayan harus berfikiran baik dan harus bisa jauhin prasangka-prasangka jelek sama laut,” ungkapnya.

Sementara itu, nelayan lain Rohman (45) mengatakan, ketika ikan sulit didapat mereka masih bisa mencari cumi-cumi. Menurutnya, pada musim kemarau ini cumi-cumi mudah untuk didaptkan.

Baca Juga:SDN Cisaat Sukses Terapkan Kurikulum MerdekaTurnamen Voly Ball Antar RT Meriahkan Agustusan di Desa Gambarsari

“Masih untung ini juga dapat tangkapan cumi-cumi yamg bisa dijual dan saya bisa bawa pulang uang buat makan anak dan istri,” kata Rohman kepada Pasundan Ekspres.

Menurutnya, saat ini harga cumi ditingkat nelayan sekitar Rp 40.000-Rp 50.000 perkilo. Cumi-cumi tersebut nantinya dijual kepada penampung di pelelangan KUD Mina Saluyu Mulya Mayangan.

0 Komentar