Danau Maninjau: Pesona dan Manfaatnya

 Danau Maninjau: Pesona dan Manfaatnya
0 Komentar

Oleh:

Agus Prasmono, M.Pd. ( Kepala SMAN 1 Parang Kab. Magetan Jawa Timur )

Danau Maninjau merupakan sebuah danau yang terletak di Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Danau ini terletak sekitar 140 km dari Kota Padang ibu kota Sumatera Barat yang bisa ditempuh kendaraan darat selama kurang lebih tiga sampai empat jam, dan 36 KM dari Bukittinggi (2 jam), serta 27 km (1jam) dari Lubuk Basung ibu kota Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Selatan. Cekungannya terbentuk karena letusan gunung yang bernama Sitinjau (menurut legenda setempat), hal ini mampu terlihat dari wujud bukit sekeliling danau yang menyerupai seperti dinding (Istilah Geografi: Kadera Ring). Sementara menurut legenda di Ranah Minang, keberadaan Danau Maninjau berkaitan ketat dengan kisah Bujang Sembilan yaitu suatu kisah legenda dari Ranah Minang dimana ada sembilan lelaki bersaudara yang sama-sama ingin menikah adik satu-satunya yang perempuan yang cantik, akirnya dikutuk menjadi ikan penghuni danau tersebut yang sampai sekarang orang sekitar danau Maninjau meyakini hal tersebut dan sering menjumpai ikan misterius di danau tersebut yang berasal dari kutukan Bujang Sembilan tadi.

Danau Maninjau merupakan sumber air sungai Batang Sri Antokan, yang di bagian hulu Batang Sri Antikan tersebut dibuat PLTA yang dikenal dengan PLTA Maninjau. Puncak tertinggi dari dinding Danau Maninjau (kaldera Ring) adalah Puncak Lawang. Dipuncak Lawang ini dijumpai beberapa tempat peristirahatan, rumah makan dan vila-vila untuk wisatawan yang ingin menikmati indahnya danau Maninjau dari puncak gunung serta menikmati segar dan dinginnya pegunungan Bukit Barisan yang masih alami dan hijau sejauh orang memandang. View yang bagus untuk  bisa berswafoto dengan latar belakang danau Maninjau yang ada di kejauhan bagian bawah gunung tersebut atau deretan bukit Barisa di sisi lain. Keindahan inilah yang menyebabkan danau ini disebaut Maninjau, karena dalam Bahasa Minang maninjau artinya pemandangan atau peninjauan atau lebih spesifiknya pemandangan yang indah yang dilihat dari kejauhan.

Baca Juga:Tahukah Anda Mengenai Definisi Warna pada Realisme Tidak Langsung?Pendidikan ala Ki Hadjar Dewantara: Pendidikan yang Memerdekakan

Puncak Lawang ini untuk menunju tepian danau Maninjau harus melewati jalan yang berkelok-kelok sepanjang kurang lebih 10 km dengan elevasi ketinggian sekitar 500 m dari Puncak Lawang sampai tepi danau Maninjau, dengan jumlah kelokan yang sangat tajam ada 44 kelok, sehingga orang Maninjau menyebutnya dengan Kelok Empak-empak. Karena semua kelokan bentuk dan ukuranya hampir sama maka pemerintah Kabupaten Agam memberi nomor di setiap kelokan mulai dari kelokan pertama yang berada di tepi danau sampai dengan kelokan yang ke 44 yang berada di Puncak Lawang. Untuk bersimpangan dengan dengan kendaraan lainpun dikelok 44 ini butuh ketrampilan kusus dalam mengemudi, karena sampai tuas stir kendaraan habis diputar namun belokan belum bisa dilalui dengan mudah. Sehingga dari kelok 44 ini dikenal sebelah kiri melihat danau sebelah kanan melihat tebing gunung.

0 Komentar