DP3AKB Jabar Rekrut 15 Tenaga Lapangan Terdepan KB Anyar

DP3AKB Jabar Rekrut 15 Teladan KB Anyar
Kepala Bidang Peningkatan Kualitas Keluarga DP3AKB Jawa Barat Iin Indasari
0 Komentar

Lebih jauh Iin menjelaskan, pembangunan kependudukan dan pembangunan keluarga merupakan bagian internal dari pembangunan budaya, sosial, ekonomi bangsa yang tidak dapat dipisahkan. Karena itu, harus mendapatkan perhatian khusus dalam kerangka pembangunan yang berkelanjutan.

Dia menegaskan, kondisi dan kualitas keluarga di Jawa Barat akan berkontribusi secara nyata terhadap kondisi keluarga di Indonesia. Sementara itu, kondisi saat ini menunjukkan masih besarnya berbagai masalah keluarga di Jawa Barat. Sebut saja misalnya perceraian, perkawinan usia anak, trafficking, kekerasan kepada perempuan dan Anak, angka kematian bayi, kesehatan ibu, jumlah anak banyak, dan dan lain-lain.

“Luasnya cakupan masalah kependudukan menyebabkan pembangunan kependudukan harus dilakukan secara lintas sektor dan lintas bidang. Oleh karenanya, dibutuhkan keselarasan dalam pembangunan kependudukan dan pembangunan ketahanan keluarga sebagai upaya pengendalian kependudukan, khususnya di Jawa Barat,” ungkap Iin.

Paradigma Baru Program KB

Baca Juga:Cegah Stunting, Putih Sari Ajak Optimalkan 1000 Hari Pertama KehidupanTurunkan Angka Stunting Hj. Nurhayati Minta Pemda dan Masyarakat Perhatikan Kebersihan Lingkungan

Sementara itu, Ketua IPKB Jawa Barat Najip Hendra SP yang menjadi salah satu pewawancara menilai pada umumnya seluruh kandidat memiliki rekam jejak memadai untuk menjadi motor penggerak di tingkat kabupaten dan kota. Sayangnya para kandidat belum mampu mengkonstruksi strategi di tingkat kabupaten dan kota. Mereka juga masih terjebak pada paradigma lama program KB yang berkutat pada aspek pengendalian penduduk.

“Pada saat wawancara terlihat jelas bahwa mereka masih terjebak pada pola pikir pelaku di lapangan. Ini bisa dimengerti karena mereka bergerak di lapangan, dari desa ke desa atau dari posyandu ke posyandu. Ini patut menjadi catatan khusus karena kelak mereka bertugas di level kabupaten dan kota. Mitra kerjanya bukan lagi pos KB atau bidan desa dan kepala desa, melainkan organisasi perangkat daerah lain dan unsur masyarakat serta potensi kolaborasi lainnya,” ungkap Najip.

Najip juga menyoroti para kandidat belum beranjak dari paradigma pengendalian penduduk melalui pembatasan kelahiran. Padahal, program KB itu sendiri sudah bertransformasi menjadi Bangga Kencana, di mana pembangunan keluarga menjadi arus utama. Belum lagi sejumlah program unggulan milik Pemdaprov Jawa Barat yang menjadi tanggung jawab mereka.

0 Komentar