SUBANG-Inspektorat Daerah (Irda) Subang akan mengaudit pengelolaan keuangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). BUMDes telah mendapat penyertaan modal dari Pemerintah Desa (Pemdes) yang harus bisa dipertanggungjawabkan.
Pemerintah desa melakukan penyertaan modal yang tak sedikit ke BUMDes.
Besaran penyertaan modal itu bervariatif tergantung kemampuan desa. Penyertaan modal mulai dari Rp20 juta hingga Rp200 juta.
Audit yang dilakukan oleh Idra terhadap BUMDes sangat penting. Apalagi berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Subang, sebanyak 40 persen dari 242 BUMDes mengalami ‘mati suri’.
Baca Juga:Dampak Cuaca Panas Ekstrem Kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut MeningkatOperasi Antik Lodaya 2023, Tim Satuan Reserse Narkoba Polres Karawang Tangkap Delapan Tersangka Narkoba
Inspektur Irda Subang, Drs H Memet Hikmat menyampaikan, salah satu agenda Irda yakni melakukan audit terhadap BUMDes.
Sekretaris BUMDes Sauyunan Cinangsi Budi Rahmat mengatakan, Irda selalu melakukan audit terhadap BUMDes saat pertengahan tahun. BUMDes mempertanggungjawabkan dari sisi aset, keuangan hingga hasil usaha.
“Sejauh ini baik – baik saja BUMDes,” katanya.
Fungsional Bidang Unit Ekonomi Desa BPMD Subang, Jumari mengatakan, IRDA melakukan uji petik ke 90 BUMDes yang penyertaan modalnya berasal dari dana desa.
Dia mengatakan, pemerintah desa berkewajiban memberikan penyertaan modal ke BUMDes. Pemerintah desa dapat menggunakan anggaran yang bersumber dari alokasi dana desa, bantuan provinsi maupun pusat.
Dia mengatakan, mengenai permodalan sudah ada kesepakatan di antara pemerintahan desa dan BUMDes.
Dalam perjalanannya pembentukan BUMDes harus didasari dengan kesepakatan dan kesepemahaman bersama. Jumari juga tak menampik bahwa ada di antaranya BUMDes yang dikelola oleh keluarga kepala desa. Meski begitu, Jumari menegaskan agar BUMDes dapat dikelola secara profesional.(ygo/ysp)