LEMBANG – Pemerintah Daerah Bandung Barat berencana membuat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bersama. Modal awal berasal dari penyertaan modal dari tiap desa.
Melalui program BUMDes Bersama ini, Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna mengatakan akan membangun Desamart di setiap desa.
Aa mengatakan, sebanyak 50 desa sudah siap berinvestasi melalui BUMDesa Bersama. Sehingga desa-desa tersebut akan menjadi pemilik saham mayoritas BUMDes Bersama.
“Desa kan sudah ada pelanggan-pelanggannya, barangnya nanti cari dari investor, lalu di kami juga kan ada komunitas-komunitas juga ibu PKK bisa diberdayakan setiap desa. Jadi, saya inginkan di KBB itu penghasilan desanya besar,” kata Aa Umbara usai launching BUMDes Bersama, Kamis (27/12).
Baca Juga:Pramestha Mountain City Jadi Pilihan Berlibur KeluargaPetani Tagih Pemerintah soal Kartu Tani, Jadi Akses Bantuan Pupuk Bersubsidi
Aa berharap 165 desa di KBB dapat menyertakan modalnya untuk BUMDesa Bersama. “Bukan hanya 50 desa, saya akan dorong semua desa agar menyertakan modalnya di BUMDES Bersama. Nanti juga kan ada keuntungannya, dan itu dapat meningkatkan kesekahteraan masyarakat melalui pembangunan desa,” katanya.
Kesempatan yang sama, Kepala Bidang Kerjasama dan Pengembangan Bandung Barat, Deni Achmad mengatakan, bahwa potensi desa melalui BUMDes bersama yakni gabungan dari BUMDes yang ada di desa-desa Bandung Barat. Untuk tingkat kecamatan, program semacam ini, kata Deni, sudah ada yang lakukan, tapi untuk level kabupaten belum ada.
“Maka kami ingin KBB ini menjadi yang pertama melakukan inisiatif membuat BUMDes bersama. Sebab, sejak berdirinya KBB hingga kini BUMDes itu kurang berkembang,” ujarnya.
Adapun BUMDes di Bandung Barat sejauh ini hanya sebanyak 10 BUMDes yang penghasilannya tinggi. Sehingga, Deni menyebut perlu adanya panduan dan bimbingan dari pemerintah daerah.
“Apabila BUMDes bergabung dengan sertakan modal bersama dengan dari Pemda, BUMD, dan BUMB, maka bentuk unit usahanya itu salahsatunya prioritas dalam bentuk Desamart,” katanya.(eko/din)