Diera tahun 70an, pohon Nam Nam banyak mengisahkan kenangan pada masanya
Namun kini, pohon Nam Nam yang buahnya berasa asam manis itu, langka dan sulit dicari
Karena banyak pemukiman tradisional dan hutan yang berrubah menjadi perumahan modern
Hanya di tempat tertentu, yang oleh pemiliknya Nam Nam itu dipelihara
Oleh DAYAT ISKANDAR Purwakarta
PURWAKARTA-Pohon Nam nam atau Pukih, yang buahnya menempel dibatang, seperti belimbing wuluh ini,menjadi pohon langka yang kini banyak dicari orang.
Sejumlah warga Purwakarta, yang dikonfirmasi seputar adanya pohon Nam Nam, mengaku tertarik menanam pohon itu, yang biasa tumbuh di hutan hutan di Jawa barat, untuk ditanam di pekarangan rumahnya.
Baca Juga:11 Pelaku Terjerat Kasus NarkobaEmpat Formasi CPNS Tidak Ada Peminat
Ule misalnya seniman asal Wanayasa ini, mengaku sangat tertarik dengan keunikan buah Nam Nam yang menempel di pohon itu, kesannya bagus, unik sebagai pohon langka.
“Meski rasanya asam kalau masih mentah,buah itu cukup lezat dimakan jika sudah matang. Saya ingin bernostalgia dengan buah itu, sebab saat kanak-kanak dulu, saya kerap memetiknya di hutan sekitar Wanayasa, tapi sekarang sudah sulit dicari,” ujarnya.
Hal berbeda ditegaskan Endang warga Cinangka, menurutnya buah Nam Nam yang dikenal di Purwakarta,di daerah Ciamis yang merupakan kampung halamanya, buah itu bernama buah Pukih, senada dengan Ule, Endangpun berujar punya kenangan spesial akan rasa buah itu,”kini sudah langka kang, di Cinangka Kecamatan Bungursari, malah gak ada sama sekali,” terang Endang.
Sementara itu, Said widodo warga kota Purwakarta, yang memberikan masukan akan keberadaan buah Nam Nam, memberi informasi tentang keberadaan buah asam manis itu.
“Kebetulan di rumah saya, ada dua tiga pohon, dan kini sedang berbuah lebat. Pohon Nam Nam ini memang buah langka, yang bisa dikonsumsi langsung,jika masih mentah bisa untuk rujak dan kalau sudah matang,cukup asem manisnya,” terang Said Widodo.
Said juga menyebut, kelangkaan buah Nam Nam, yang jaman dulu gampang ditemui di seputaran kota Purwakarta, namun kini menjadi langka. Hal itu kata dia, dampak dari menyusutnya areal perkampungan tradisional dan maraknya pemukiman modern,sehingga hutan dan areal kebun banyak beralih fungsi. Sehibgga tanaman yang banyak membuat kenangan manis, warga Purwakarta di Era tahun 70 an itu,menjadi sulit didapat.