SUBANG-SLB Negeri Trituna Subang Didik Kemandirian Murid Melalui Keterampilan Tata Boga dan Hasilkan Produk UMKM
Dalam rangka melatih keterampilan siswa-siswi SLB Negeri Trituna melakukan praktik keterampilan tata boga. Keterampilan tata boga adalah kemampuan dalam bidang mengolah makanan.
Keterampilan mengolah makanan ini ditujukan bagi siswa-siswi SLB Negeri Trituna Subang. Sehingga dari keterampilan tata boga tersebut, para siswa-siswi SLB Negeri Trituna bisa menghasilkan produk UMKM unggulan.
Baca Juga:15 Orang Tewas Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Subang, Berikut Data LengkapnyaJelang Ramadan 2023, Polres Karawang Gelar Operasi Pasar Murah
Guru SLB Negeri Trituna Subang Nadia Faudziah mengatakan, tujuan diadakannya keterampilan tata boga ini yaitu untuk membekali anak keterbutuhan khusus supaya menjadi mandiri saat sudah lulus dari SLB Negeri Trituna dengan menjual produk makanan yang dibuat sendiri.
“Dengan keterampilan tata boga ini diharapkan anak-anak nanti dapat mandiri setelah lulus dari sekolah dan bisa mempunyai bekal keterampilan untuk bekal kehidupannya kelak,” ujarnya.
Dia mengatakan, siswa-siswi SLB Negeri Trituna memiliki potensi dan kegemaran untuk bisa mengembangkan bakat tata boga serta menghasilkan produk UMKM seperti sekarang ini.
UMKM yang di produksi oleh para siswa-siswi SLB Nwgeri Trituna antaralain Bika Ambon, Pangsit Goreng, Makaroni, Sarikaya Manis, Keripik Talas dan lain sebagainya.
Dibalik produk UMKM yang dipasarkan, Nadia mengatakan ada proses pembelajaran yang bertahap dan sedikit sulit untuk diterapkan kepada siswa-siswi SLB agar bisa membuat produk UMKM tersebut.
Dalam mendidik kemandirian anak kata Nadia tentunya ada kesulitan seperti cara berkomunikasi, kemudian anak juga masih ada yang belum bisa mengolahnya dengan baik.
“Kita pembelajarannya bertahap, dari mulai pengenalan bahan baku, kemudian cara pembuatannya itu bagaimana kita beri contoh kepada anak-anak seperti mengolah bahan baku, memasak, dan memberi bumbu,” jelasnya.
Baca Juga:HUT Subang ke 75 Tahun, Berikut Rangkaian Acara yang Disiapkan PemkabSoal Atap Sekolah Ambruk, Camat Pusakajaya : Kami Sudah Ajukan Renovasi ke Dinas Pendidikan
Menurutnya, seorang siswa yang berkebutuhan khusus bisa melakukan hal tersebut dengan waktu beberapa kali pembelajaran praktek kurang lebih 1 sampai 2 minggu.
“Kita sebagai pengajar harus pintar merayu anak perlahan supaya anak ga jenuh, kita juga harus ekstra sabar mendidiknya,” kata Nadia.(cdp)