Tidak mudah memainkan alat musik yang satu ini. Meski memang telah populer dimana-mana, termasuk di luar negeri. Alat musik ini juga tidak banyak diminati, ya, alat musik tersebut adalah angklung.
INDRAWAN SETIADI, Subang
Teguh Gumilar, pria asal Subang ini sudah lama menggeluti musik, namun jatuh cintanya pada angklung mulai tumbuh ketika masa SMA.
Rasa cintanya itu dia dalami hingga ke perguruan tinggi, di Universitaa Pendidikan Indonesia (UPI) teguh memantapkan cintanya pada angklung melalui jurusan musik.
Baca Juga:Siap-siap Mati Lampu, Ini Jadwal Pemadaman Listrik di Subang Sabtu BesokBangun Sarana Olahraga Untuk Salurkan Hobi dan Prestasi
Tidak cukup sampai situ, selesai srata satu di UPI, dia kembali mendalami angklung di Pascasarjana Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI), hingga ditetapkan menjadi pengajar di sana.
“Ya sudah suka, sejak SMA mau bagaimana lagi” ujarnya, saat ditemui Pasundan Ekspres.
Teguh kemudian mulai mengembangkan angklung di Subang melalui teguh angkling project, yang dimainkannya bukan lagi angklung buhun, yang terbatas, melainkan sudah pada angklung toel, yang memiliki nada diatonis sehingga bisa memainkan lagu apapun.
“Kalau angklung yang saya mainkan dan saya kembangkan itu angklung toel, angklung ini pertama dipopulerkan oleh saung angklung udjo di bandung, saya coba kembangkan di subang,” ungkapnya.
Dengan Teguh Angklung Project dia berharap bisa ikut berkontribusi dalam khaznah kesenian Subang, sehingga Subang benar-benar dikenal sebagai lumbung seni di Jawa Barat, dan mengungang para wisatawan untuk lebih tertarik lagi datang ke Subang, meski menurutnya Subang sendiri sudah memiliki daya tarik melalui seni dan budaya aslinya seperti toleat dan sisingaan.(*)