Kasus Iqbal Ramadhan, Anak Jenderal yang Jadi Korban Penganiayaan Aparat saat Demonstrasi

Iqbal Ramadhan, putra pedangdut Machica Mochtar, menceritakan pada wartawan kronologi dirinya hingga ditangkap
Iqbal Ramadhan, putra pedangdut Machica Mochtar, menceritakan pada wartawan kronologi dirinya hingga ditangkap polisi saat bersama mahasiswa demo menolak pengesahan revisi UU Pilkada, Kamis (22/8/2024). Sumber warta kota/ramadhan
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES – Iqbal Ramadhan (28), seorang asisten pengacara publik di LBH Jakarta, menjadi korban penganiayaan oleh aparat keamanan saat berdemonstrasi di depan Gedung DPR/MPR RI, Kamis (24/8/2024). Iqbal, yang merupakan putra dari seorang purnawirawan TNI berpangkat Letnan Jenderal dan mantan menteri pada masa rezim Orde Baru, memiliki latar belakang keluarga yang menarik namun memilih untuk menjaga privasinya.

“Memang benar ayah saya seorang Jenderal TNI dan pejabat tinggi pada era Orde Baru,” ungkap Iqbal kepada Kompas.com, Selasa (27/8/2024). Meskipun terlahir dari keluarga terpandang, Iqbal menegaskan tidak pernah memanfaatkan nama besar ayahnya untuk kepentingan pribadi atau meminta perlakuan istimewa, bahkan dalam situasi terancam.

Ibunya, Machica Mochtar, seorang penyanyi, harus bekerja keras merawatnya tanpa kehadiran sang ayah. “Ibu saya harus bekerja keras mencari nafkah dan merawat saya, tanpa kehadiran sosok ayah,” ujarnya.

Baca Juga:Harga Emas Antam Naik Tipis pada Perdagangan Kamis (29/8)Cara Mengaktifkan Kembali Kartu Telkomsel yang Mati atau Hangus

Saat insiden terjadi, Iqbal mengaku merasa seperti bagian dari masyarakat biasa yang berjuang untuk haknya. “Hak untuk bebas dari penyiksaan adalah hak semua anak bangsa di atas bumi manusia,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa ketika berada di hadapan aparat bersenjata yang melecehkan dan menganiayanya, ia tidak terlintas untuk menggunakan latar belakang keluarganya demi pengampunan.

Kejadian berawal saat massa berusaha merobohkan pagar besi dan memasuki area gedung DPR/MPR RI. Dalam kondisi khawatir akan keselamatannya, Iqbal mencoba mencari perlindungan dan mendekati aparat yang tidak berseragam. Namun, situasi semakin memburuk ketika aparat tersebut meminta Iqbal untuk berjongkok dan membuka celananya, sebelum melakukan penganiayaan secara membabi buta.

Iqbal menegaskan, perlakuan yang ia terima adalah bentuk ketidakadilan dan pelanggaran hak asasi manusia. Hingga kini, kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan oleh pihak berwenang.

0 Komentar