Suka Nyinyir? Ini Artinya Menurut Psikologi. Nyinyir yang mana sebenarnya adalah menyindir orang lain, baru – baru ini sangat ramai dilakukan orang, terlebih lagi nyinyir di media sosial.
Selain itu, ada yang menganggap nyinyiran sebagai cara untuk menunjukan kasih sayang (namun dengan cara yang keras), ada juga yang meyakini nyinyiran hanyalah sebagai humor bumbu dari pertemanan dan suatu hubungan.
Akan tetapi,sudah tahukah kita bahwa nyinyiran atau sindiran berupa sarkasme tersebut berasal dari kata Yunani, yakni ‘sarkazein’.
Baca Juga:Singapura, Stop Berhitung Kasus CovidSering Isi Bensin tapi Ga Tau Kode 31 dan 34 SPBU?
Apabila diartikan, sarkazain mempunyai arti “merobek atau menguliti sesuatu”. Dengan kata lain, dapat kita bayangkan bahwa nyinyiran pada dasarnya sangat menyakitkan.
Suka Nyinyir? Ini Artinya Menurut Psikologi
Secara psikologi, Sindiran atau nyinyiran ialah salah satu bentuk bullying (perundungan), namun bedanya adalah nyinyiran tidak melibatkan perundungan fisik.
Lalu, pada dasarnya, nyinyiran tidak hanya berefek buruk untuk orang yang menerimanya, akan tetapi juga bagi si pemberi nyinyiran itu sendiri.
Seperti yang telah dilansir dari Psychology Today, nyinyiran apabilaa dilakukan dengan konsisten, tentu akan meningkatkan permusuhan dan rasa tidak aman, yang mendasari adanya perbuatan tersebut.
Tetapu kabar baiknya, hal negatif yang disebabkan oleh kebiasaan nyinyir tersebut, dapat diatasi hanya dengan cara, berhenti melakukannya.
Para Pakar berpendapat, mereka yang berhenti berbuat nyinyir, diketahui mendapati dirinya jauh lebih bahagia dibandingkan ketika nyinyir. Tentu saja berdampak positif bagi orang lain, karena tidak lagi harus ‘makan hati’ atas nyiniran orang lain.
Kemudian, pakar juga berpendapat, bahwa nyinyiran ternyata tidak selamanya dalam hal buruk. Namun, hal itu dapat terjadi jika nyinyiran yang dilontarkan, mempunyai komposisi, ’bumbu yang pas’ atau kata lainnya adalah tidak berlebihan, dan tanpa adanya unsur untuk menyakiti seseorang. (Re/Jni)