PASUNDAN EKSPRES – Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah mengumumkan kenaikan harga beras premium sebesar Rp 50 per kilogram (kg), mencapai Rp 15.040 per kg, sementara beras medium melonjak menjadi Rp 13.400 per kg.
Data dari Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan per 4 Oktober 2023 mengungkapkan tren ini. Seperti dilansir kompas.
Kenaikan harga beras yang berlangsung beberapa bulan terakhir telah memukul masyarakat Indonesia, terutama di musim kemarau ini.
Baca Juga:Masuk Taman Wisata Capolaga Subang, Seperti Masuk ke Dunia MimpiTikTok Music Live di Jakarta Hadirkan Penyanyi Rahmania Astrini
Penyebab utamanya adalah penipisan stok beras dari panen sebelumnya. Per 5 Oktober 2023, harga beras melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET).
Inflasi beras mencapai tingkat terparah dalam 5 tahun terakhir pada September 2023, menurut Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti.
Penyebab Kenaikan Harga Beras di Tahun 2023
1. Dampak El Nino dan Musim Kemarau Panjang:
Musim kemarau yang berkepanjangan menjadi pemicu utama kegagalan panen petani akibat kurangnya hujan.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso telah memperingatkan petani tentang potensi kerugian.
Pemahaman dan kesiapan petani dalam menghadapi perubahan iklim dan cuaca menjadi kunci penting dalam mengatasi tantangan ini.
Menurut Amalia, “Faktor musiman biasa terjadi di akhir tahun, dengan produksi beras relatif lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.”
2. Pembatasan Ekspor Beras dari Banyak Negara:
Baca Juga:Jikustik Rilis Aku Bukan Untukmu (Rework) Siap Luncurkan Albu Mini Back 4 GoodKetua KPK Firli Bahuri Klaim Tidak Ada Bukti Terkait Pemerasan SYL
Beberapa negara, termasuk Uganda, Rusia, India, Bangladesh, Pakistan, dan Myanmar, telah menghentikan ekspor beras ke Indonesia.
Keputusan ini memberikan dampak besar pada kenaikan harga beras di Indonesia. Di sisi lain, negara-negara tersebut juga menghadapi ancaman terhadap hasil panen mereka akibat gangguan pola cuaca global.
Upaya Mengatasi Kenaikan Harga Beras:
Presiden Joko Widodo (Jokowi) merespons dengan serius terhadap dampak kenaikan harga beras.
Program Bansos yang diadakan dari September hingga November bertujuan untuk meringankan beban ekonomi masyarakat akibat kenaikan harga beras.
Langkah ini diambil seiring dengan kekhawatiran terhadap penurunan produksi padi karena kondisi kekeringan di beberapa wilayah, meskipun cadangan beras dalam negeri masih dalam kondisi aman.