PASUNDAN EKSPRES – Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Habiburokhman, mengkritik Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto atas tuduhannya terkait penganiayaan terhadap tujuh relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Boyolali, Jawa Tengah, yang dilakukan oleh 15 prajurit. Sebelumnya, Hasto menyebut nama Prabowo ketika mengomentari kejadian tersebut. Habiburokhman menyatakan keprihatinannya terhadap Hasto yang “asal tuduh” dalam pernyataannya. “Kami prihatin dengan sahabat kami Pak Hasto yang biasanya bijaksana, kok sekarang asal tuduh seperti itu,” ujarnya pada para wartawan, Senin (1/1/2024).
Menurut Habiburokhman, Hasto adalah figur politik yang sangat dihormati. Namun, dia menilai Hasto seharusnya dapat menghindari narasi provokatif. “Kasus ini sedang diselidiki oleh pihak berwenang, kita tidak boleh membuat asumsi prematur yang bisa menjadi fitnah,” tambahnya. Habiburokhman menekankan bahwa pemimpin atau elit sebaiknya tidak membuat asumsi yang dapat disalahpahami oleh masyarakat.
Dia juga menyarankan agar Hasto dan semua pihak untuk saling menahan diri terkait peristiwa penganiayaan terhadap relawan Ganjar-Mahfud. Sementara itu, Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, meminta agar Hasto tidak terlalu cepat menarik kesimpulan. “Pak Hasto sebaiknya juga tidak berlebihan dalam menarik kesimpulan, seperti drama sinetron yang mendayu-dayu,” kata Nusron. Dia juga berharap agar Hasto mengintrospeksi dan memberi nasihat kepada pendukung untuk menjaga sopan santun dan tata krama dalam kampanye.
Baca Juga:Gimana Cara Bikin Resep Bubur Manado yang Enak dan Menawan? Ini Resepnya!Resep Tomyam Seafood, Sup Asam Pedas Segar yang Bikin Nagih!
Sebelumnya, Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto telah menyatakan protes keras terhadap tindakan oknum TNI yang menganiaya relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Boyolali, Jawa Tengah. Hasto menyayangkan kekerasan dan penyiksaan tersebut, bahkan membawa-bawa nama Menteri Pertahanan dan calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto. “Kami protes keras atas tindakan oknum TNI tersebut. Para oknum TNI tersebut diduga bertindak demikian karena ada elemen di dalam TNI yang menjadi simpatisan Pak Prabowo karena memiliki latar belakang militer yang sama. Padahal Prabowo sudah diberhentikan dari TNI,” ujar Hasto pada Minggu (31/12/2023).
Dalam diskusi dengan seorang tokoh HAM untuk mencari akar kekerasan oleh oknum TNI tersebut, Hasto menduga bahwa tindakan kekerasan itu bermula dari kerancuan peran Prabowo sebagai Menhan dan sebagai calon presiden. Hal ini menciptakan kesan adanya ‘emotional bonding’ di kalangan oknum TNI tertentu dengan Prabowo. “Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya tanggapan Pak Prabowo yang mengutuk aksi kekerasan tersebut,” tegasnya.