CIATER-Pegiat wisata budaya Kampung Banceuy, Desa Sanca, Kecamatan Ciater membutuhkan pelatihan literasi dan pemahaman media sosial.
Hal tersebut dibutuhkan untuk mendorong pariwisata budaya Banceuy makin dikenal luas. Mereka kesulitan mengelola akun-akun media sosial karena keterbatasan keterampilan.
“Kita sudah punya akun facebook, instagram dan YouTube. Tapi untuk membuat kontennya belum maksimal. Misal untuk editing foto dan video belum bisa. Untuk otodidak ternyata susah juga,” ujar Deni Saeful Nurohmat, pegiat wisata budaya yang tergabung dalam Komunitas Pegiat Pariwisata (Kompepar), Sabtu (26/9).
Baca Juga:Meninjau Ulang Tujuan Program Digitalisasi PesantrenLPPNU Siapkan Program Kelola Lahan 50 ha
Masalah tersebut diungkapkan Deni dalam sesi sharing dan diskusi literasi media bersama Pemred Pasundan Ekspres, Lukman Enha.
Dalam sesi itu, Lukman memaparkan literasi media. Baik media konvensional maupun digital dikaitkan dengan pariwisata dan budaya.
Lukman menjelaskan, media sosial saat ini memang punya pengaruh besar dalam mempromosikan maupun branding segala hal. Hanya saja perlu diimbangi dengan pemahaman dan memanfaatkannya dengan baik.
“Media sosial bisa dimanfaatkan untuk mempopulerkan budaya. Agar dikenal luas. Hanya saja, kita perlu memiliki keterampilan membuat narasi yang baik untuk mengisi konten media sosial,” tandasnya.
Bersama komunitas Kompepar, disepakati akan dilanjutkan dengan beragam kegiatan pelatihan konten media sosial, branding spot wisata dan homestay.(red)