- Apa yang kita percaya sebagai kelas atau keluarga?
- Apa nilai – nilai umum yang telah kita sepakati?
- Apa bayangan kita tentang kelas yang ideal?
- Kamu mau jadi orang seperti apa? https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/implementasi-segitiga-restitusi-pada-pdbk-tunarungu/
Ketika murid melakukan pelanggaran, apakah langkah kita? Siapa yang mengingatkan? Apakah mereka kita beri hukuman atau kita memaafkan saja? Contoh kasus, ketika melakukan pembelajaran praktik terdapat siswa menggunakan pakaian kerja tidak lengkap sesuai keyakinan kelas. Apakah siswa tersebut diperbolehkan praktik atau tidak? Selama ini kebiasaan kita adalah langsung memaafkan atau membuat mereka tidak nyaman. Perhatian kita cenderung pada kesalahan yang dilakukan daripada mencari cara bagi mereka untuk memperbaiki diri. Salah satu cara untuk memperbaiki diri agar terwujud disiplin diri dapat dilakukan melaui segitiga restitusi. Segitiga restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004 dalam LMS Guru Penggerak Modul 1.4 Budaya Positif 2021).
Melalui tindakan restitusi siswa dapat menyadari dan mengakui kesalahan yang dia lakukan secara terbuka dan sukarela sehingga setelah proses restitusi tertanam kesan rasa nyaman dalam diri peserta didik dan komitmen untuk tidak mengulang kesalahan yang sama. Selain itu pelaksanaan tindakan restitusi dapat membuat siswa tidak merasa terpaksa dalam melaksanakan kesepakatan kelas yang di buat, penanaman motivasi pada siswa, sangat penting disertai dengan pembuatan keyakinan kelas di awal pembelajaran agar siswa dapat terkontrol dengan sendirinya yaitu untuk memenuhi kebutuhan dasar murid yang berbeda-beda dan kita bisa memberikan kepercayaan penuh pada murid yang bermasalah dengan melakukan kontrol sebagai manager, sehingga murid dapat mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalahnya sendiri dan menyadari apa yang dilakukannya adalah tidak baik dan mendapatkan solusi terbaik untuk mengatasinya dan yang lebih penting adalah murid dapat memahami dampak dari tindakannya pada orang lain sehingga ketika murid melakukan kesalahan, mereka akan menyadari akan dapat merugikan orang lain dan cepat tanggap mencari sendiri soluli terbaik untuk dirinya sendiri dan orang lain dan tentunya melalui bimbingan guru di sekolah.