Perayaan HUT 78 SPS dan Perayaan 25 Tahun UU Pers: Menelusuri Perjalanan Pers di Indonesia

Ketua SPS Pusat Januar P Ruswita saat membuka acara HUT 78 SPS dan Perayaan 25 Tahun UU Pers
Ketua SPS Pusat Januar P Ruswita saat membuka acara HUT 78 SPS dan Perayaan 25 Tahun UU Pers
0 Komentar

Di awal abad ke-20, Bandung menjadi saksi kelahiran surat kabar pertama yang dimiliki oleh pribumi, Medan Prijaji, yang didirikan oleh Tirto Adhi Soerjo pada tahun 1907.

Beberapa tahun kemudian, Soekarno, proklamator kemerdekaan Indonesia, juga aktif dalam dunia pers dengan mendirikan surat kabar Soeloeh Indonesia pada 1927 dan Persatoean Indonesia pada tahun berikutnya.

Peran pers di Bandung tidak berhenti di situ. Pada 1 Juli 1932, terbit majalah Fikiran Ra’jat yang menjadi corong ideologi Marhaenisme, sebuah gagasan yang dipelopori oleh Soekarno.

Baca Juga:Penasihat Khusus Mengajukan Dakwaan Ulang pada Trump

Surat kabar-surat kabar ini menjadi alat perjuangan melawan kolonialisme dan imperialisme, serta menjadi bagian dari sejarah panjang pergerakan nasional.

Tak hanya dalam perjuangan kemerdekaan, Bandung juga menjadi saksi penting dalam sejarah internasional, melalui Konferensi Asia Afrika yang digelar pada tahun 1955.

Rundown Kegiatan

Kegiatan HUT SPS ke-78 akan dimulai pada 19 September 2024 dengan Dialog Media yang membahas refleksi 25 tahun perjalanan UU Pers dan prospek masa depan industri pers pasca terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Publisher Rights.

Sesi ini akan dibuka dengan keynote speech, dilanjutkan dengan diskusi panjang yang melibatkan berbagai tokoh penting di dunia pers.

Pada hari kedua, 20 September 2024, akan diadakan Anugerah 78 Tahun SPS yang diisi dengan serangkaian penghargaan.

Penghargaan Media Brand Awards dan Media Relations Awards 2024 akan diberikan kepada berbagai media, korporasi, dan institusi yang telah menunjukkan performa luar biasa di bidang komunikasi dan hubungan media.

Penghargaan Lontar dan Lestari Awards juga akan diberikan kepada pemerintah daerah yang berperan penting dalam pelestarian budaya dan pengembangan dunia pers.

Baca Juga:Pemimpin Hamas di Tepi Barat Meninggal Dunia dalam Tahanan IsraelWakil Presiden J.D. Vance mulai Memperkenalkan Dirinya kepada Warga Amerika

Acara ini diharapkan tidak hanya menjadi refleksi sejarah, tetapi juga menjadi momentum untuk membangun masa depan pers yang lebih sehat, independen, dan berkualitas.

Terlebih lagi, dengan tantangan digitalisasi yang semakin pesat, peran UU Pers dan kesadaran akan pentingnya kebebasan pers menjadi lebih relevan dari sebelumnya.

Pers Sehat dan Berkualitas: Tantangan Masa Depan

Dengan tema ”Mewujudkan Pers Sehat, Pers Berkualitas,” SPS mengajak seluruh pemangku kepentingan di dunia pers untuk terus berinovasi dan beradaptasi dalam menghadapi perubahan zaman.

0 Komentar