Pojokan 191, Jenis Manusia
Malu rasanya. Melihat kelakuan sendiri yang mendominankan keinginan, egoism serta nafsu.
Mengejar kenyang perut, syahwat, rakus serta gampang sekali baperan (bawa perasaan).
Tak hanya itu, ketika tak kesampaian apa yang dimaui, melahirkan dendam dan nafsu.
Baca Juga:Kawal Ground Breaking Islamic Boarding School Yayasan Masjid Endan Andansih, PLN Terapkan Listrik Tanpa KedipPojokan 190, Pamuntangan
Ah, sepertinya diri ini hanya mengagungkan sensasional dan emosional belaka.
Betul-betul diri ini hanya makhluk hewani yang bisa bicara dan berpikir saja (hayawan an-natiq).
Konon makhluk yang seperti ini dalam kitab suci disebutnya baru pada level basyar, makhluk biologis.
Makhluk yang hanya tahu mengejar kepentingan biologis-jasmani, tanpa berpikir dampak dan manfaat untuk hidup dan kehidupan.
Makhluk yang emosionalnya lebih dominan dari pada intelektual dan spiritualnya.
Kaum bestari menyebutkan bahwa Basyar dinyatakan dalam al-Qur’an sebanyak 36 kali dan tersebar dalam 26 surat.
Malu yang kedua adalah sudah tahu masih pada level biologis, tak maulah diri ini menaikkan level pada level yang kedua yaitu level annas.
Konon manusia yang sudah naik tingkat dari level basyar menuju annas ini, entah karena pendidikan, pengalaman atau karena memaksakan diri untuk naik pangkat, relative lebih bisa mengenal adab dan peradaban.
Baca Juga:Visi Universitas Islam Dr. K.H. E.Z. Muttaqien 2045 Jadi Universitas Unggul di Asia TenggaraEV 4 Wheels Makin Beragam, PLN Sediakan Layanan Home Charging Bagi Pembeli Mobil Listrik Chery
Konon manusia jenis annas ini lebih bisa memanfaatkan akal budinya (intelektual) sehingga mereka bisa bersosialisasi, berkarya dan memiliki peradaban serta kebudayaan yang memiliki nilai bagi kehidupan.
Walau masih terselip kepentingan pribadi dan kelompoknya saja.
Manusia jenis annas ini biasanya yang telah mengenyam pendidikan walau belum tentu selalu benar dalam tindakannya.
Buktinya, para koruptor itu pandainya minta ampun.
Rata-rata mereka telah mengenyam pendidikan dan jabatan tinggi.
Namun tak berpikir untuk kemaslahan kehidupan dan tak punya kepekaan.
Menilep anggaran jadi pekerjaan utamanya.
Manusia yang baru sampai pada level annas hanya bertindak sebagai manusia sosial.
An-Naas dalam al-Qur’an disebutkan sebanyak 241 kali dan tersebar dalam 55 surat.
Ada lagi manusia yang sudah sampai pada level al-insan.
Manusia model ini punya ciri-ciri lembut dan halus budi bahasa dan pekertinya.