Ini 5 Puisi Hari Pahlawan yang Paling Ngena, Mari Kita Mengenang Jasa Pahlawan

Ini 5 Puisi Hari Pahlawan yang Paling Ngena, Mari Kita Mengenang Jasa Pahlawan (Image From: Pexels/Thought Catalog)
Ini 5 Puisi Hari Pahlawan yang Paling Ngena, Mari Kita Mengenang Jasa Pahlawan (Image From: Pexels/Thought Catalog)
0 Komentar

Dalam kepedihan bertahun-tahun

Sebuah sungai membatasi kita
Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja

Akan mundurkah kita sekarang
Seraya mengucapkan ‘Selamat tinggal perjuangan’
Berikrar setiap kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?

Spanduk kumal itu, ya spanduk itu
Kami semua telah menatapmu
Dan di atas bangunan-bangunan
Menunduk bendera setengah tiang

Baca Juga:Bikin di Rumah! Resep Batagor Ayam yang Mantap Banget, Auto Nagih Pengen LagiHidangan Blueberry Tart yang Sangat Manis, Cocok Dijadikan Camilan Tahun Baru

Pesan itu telah sampai kemana-mana
Melalui kendaraan yang melintas
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
Teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata
Lanjutkan Perjuangan!

4. Derai-derai Cemara /Karya: Chairil Anwar

Cemara menderai sampai jauh
Terasa hari akan jadi malam
Ada beberapa dahan di tingkap merapuh
Dipukul angin yang terpendam

Aku sekarang orangnya bisa tahan
Sudah berapa waktu bukan kanak lagi
Tapi dulu memang ada suatu bahan
Yang bukan dasar perhitungan kini

Hidup hanya menunda kekalahan
Tambah terasing dari cinta sekolah rendah
Dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan
Sebelum pada akhirnya kita menyerah

1949

5. Doa Seorang Serdadu Sebelum Berperang/Karya: W.S. Rendra)

Tuhanku,
WajahMu membayang di kota terbakar
dan firmanMu terguris di atas ribuan
kuburan yang dangkal

Anak menangis kehilangan bapa
Tanah sepi kehilangan lelakinya
Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini
tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia

Apabila malam turun nanti
sempurnalah sudah warna dosa
dan mesiu kembali lagi bicara
Waktu itu, Tuhanku,
perkenankan aku membunuh
perkenankan aku menusukkan sangkurku

Baca Juga:Cobain Jjampong Khas Korea Selatan, si Penyuka Pedas Harus Cicip iniTips Membuat Pukis yang Empuk, Camilan Manis Disukai Semua Orang

Malam dan wajahku
adalah satu warna
Dosa dan nafasku
adalah satu udara.
Tak ada lagi pilihan
kecuali menyadari
-biarpun bersama penyesalan-

Apa yang bisa diucapkan
oleh bibirku yang terjajah ?
Sementara kulihat kedua lengaMu yang capai
mendekap bumi yang mengkhianatiMu
Tuhanku
Erat-erat kugenggam senapanku
Perkenankan aku membunuh
Perkenankan aku menusukkan sangkurku

1960

Nah, itulah beberapa puisi Hari Pahlawan yang bisa kamu jadikan sebagai inspirasi. Semoga artikel ini dapat membantumu. (ipa)

0 Komentar