RELIGI – Dalam perspektif Islam, penyakit hati seringkali menyebabkan berbagai sifat tercela seperti iri hati, dengki, arogan, emosional dan lainnya
Penyakit hati dalam Islam, ada dua makna. Yakni lebih kepada kerusakan pandangan dan keinginan seseorang terhadap kebenaran yang ada.
Penyakit hati memiliki efek negatif terhadap keimanan dan ketakwaan seorang muslim
Baca Juga:Pembiayaan Jaringan Internet Desa di Purwakarta Dialihkan ke Dana Desa, Ini AlasannyaTrending Film “Layangan Putus”, Para Suami Dipantau Istri
Seorang muslim yang terkena penyakit hati, akan terlihat pada perilaku atau akhlak tercela individu tersebut.
Dalilnya, sabda Nabi Muhammad SAW:
“Ketahuilah, di dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Apabila segumpal daging itu baik, baiklah tubuh seluruhnya, dan apabila daging itu rusak, rusaklah tubuh seluruhnya. Ketahuilah olehmu, bahwa segumpal daging itu adalah kalbu (hati),” (H.R. Bukhari).
3 Penyakit Hati Dalam Islam Yang Ada Di Sekitar, Waspada Amalan Ditolak!
- Iri dan Dengki
Sifat iri dengki merupakan penyakit emosional yang memandang yang dipunyai orang lain lebih baik dan menarik, sehingga membuat seseorang tidak bersyukur atas apa yang sudah dimiliki sendiri, mengeluh dan berpandangan negatif
- Sombong serta Membanggakan Diri
Sifat sombong serta membanggakan diri bisa berakibat membatalkan pahala di sisi Allah SWT.
Allah SWT tidak menerima amalan kebaikan kecuali dengan niat ikhlas karena Allah
Sifat membanggakan diri sendiri berkaitan dengan sikap narsistik. Yakni ketika seseorang merasa lebih baik dan sempurna dalam segalanya, maka berakibat, ia menolak kritik orang lain.
Jika orang itu gagal, maka ia akan melempar alasan kegagalannya tersebut kepada orang lain, rekan, atau keadaan yang tidak dapat dihadapinya.
Baca Juga:Masih Terngiang Kasus Video Gisel, Netizen Kembali Heboh Dengan Punggung MenggodanyaTips dan Cara Membuat Badan Langsing Dalam Seminggu
- Riya (Suka Pamer)
Penyakit hati dengan sifat riya atau suka pamer, jika berkaitan dengan amal ibadah, sifat riya ini muncul dari keinginan memperoleh pujian atau pandangan baik dari orang lain.
Pada umumnya, riya terbagi dua, yakni riya dalam niat dan riya dalam perbuatan.
- Riya dalam niat
Melaksanakan sesuatu dengan maksud yang tidak ikhlas kepada Allah SWT atau karena mengharapkan pandangan positif dari orang lain.
Berbuat baik dengan disisipi harapan supaya dilihat, didengar, juga memperoleh pamor baik di mata orang lain.