Oknum Ustad Cabuli 17 Santriwati
BANDUNG BARAT-Sejumlah santriwati di sebuah pesantren di Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat diduga menjadi korban pencabulan.
Aksi pencabulan itu diduga dilakukan oleh seorang ustaz mereka sendiri di dalam sebuah pesantren. Tindak asusila ini akhirnya terbongkar setelah seorang santriwati berani speak up atas tindakan cabul pelaku.
“Ada 4 korban pencabulan. 2 dari 4 korban itu sudah kami dampingi untuk melapor ke Polres Cimahi,” ungkap Kepala Desa Wangunjaya Ahmad Soleh.
Kedua santriwati itu sudah menjalani visum untuk mengecek kondisi kesehatan korban demi kepentingan penyidikan atas kasus kekerasan seksual.
Baca Juga:Sorot Balik Kabupaten Karawang 2023, Tingginya Kasus Kriminal di KarawangKolaborasi Pemda, BRIN dan bank bjb Buat Mesin Pemusnah Sampah
“Korbannya sudah divisum di RSUD Cibabat, tinggal menunggu hasil visumnya. Untuk selanjutnya nanti jadi wewenang Unit PPA,” ujar Ahmad.
Produksi Susu Segar Menurun
Produksi susu segar di Kawasan Bandung Utara (KBU) mengalami penurunan secara drastis. Hal ini disebabkan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) banyak terjadi hampir di semua peternak sapi perah di Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Ketua Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU), Dedi Setiadi mengungkapkan, saat ini produksi susu segar di KPSBU mengalami penyusutan sebanyak 30 persen selama periode 2022 sampai 2023 yang diakibatkan wabah PMK.
“Setelah (peternak sapi perah) sapinya kena kan turun produksinya sampai 80 persen, nah, untuk recovery-nya lagi itu lama sekali,” ucap Dedi saat ditemui di Kantor KPSBU Lembang, Selasa (7/2).
Keracunan Makanan
Peristiwa keracunan makanan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjadi fenomena yang kerap terjadi. Setidaknya pada Februari 2023, sudah terjadi 2 (dua) kali kasus keracunan akibat makanan dengan total korban 268 korban dan 2 orang diantaranya meninggal dunia.
Pada Minggu 26 Februari, dilaporkan ada 178 orang warga Kampung Cijengkol, RW 05, Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, yang mengalami keracunan akibat makanan tersebut. 12 orang diantaranya harus dilarikan ke Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
Sebelumnya juga dilaporkan ada 90 orang mengalami keracunan akibat makanan di Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu pada 11 Februari 2023, dua orang diantaranya meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB dr. Hernawan Widjayanto menjelaskan, secara umum keracunan makanan karena bakteri, bisa dari bahan dasar makanannya. Seperti cara pengolahan, bahkan tempat penyimpanannya dan lain-lain.